Jumat 11 Sep 2020 13:00 WIB

Kapendam: Tak Benar Perekam Tank Kecelakaan Diburu

Masalah tank kecelakaan telah diselesaikan, termasuk pembayaran ganti rugi.

Tank tempur milik TNI AD menabrak gerobak dan sejumlah sepeda motor di jl Rajamandala, kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (10/9).
Foto: netizen
Tank tempur milik TNI AD menabrak gerobak dan sejumlah sepeda motor di jl Rajamandala, kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) III/Siliwangi Kolonel Infanteri F.X. Sri Wellyanto Kasih menegaskan bahwa tidak benar bila penyebar video tank yang menabrak motor dan gerobak di Cipatat kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, akan diburu dan dilaporkan karena dianggap melanggar UU ITE. Menurut dia, persoalan itu telah diselesaikan oleh Batalyon Kavaleri 4/Tank Kodam III/Siliwangi dengan pemilik kendaraan dan pemilik gerobak."

"Informasi itu tidak benar," kata Wellyanto ketika dikonfirmasi dari Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Danyon Kavaleri 4, kata Kapendam, siap mengganti kerugian sekitar Rp15,4 juta untuk semua kendaraan dan gerobak yang mengalami kerusakan akibat ditabrak tank. Kerugian dimaksud di antaranya 4 unit sepeda motor dan satu buah gerobak yang langsung diserahkan oleh Danyonkav 4/Tank Letkol Kav Embi Triono di Klinik Bakti Indonesia Power, Rajamandala Kabupaten Bandung Barat.

Wellyanto mengungkapkan, kecelakaan kendaraan tempur itu terjadi pada Kamis (10/9) di pertigaan pasar Rajamandala atau jalan raya Cipatat Kabupaten Bandung Barat, pada pukul 11.00 WIB.

"Batalyon Kavaleri sedang melaksanakan latihan Uji Siap Tempur Tingkat Kompi, pada saat melintas di pertigaan mendapatkan kecelakaan menabrak empat buah motor dan satu gerobak penjual tahu," ujarnya menjelaskan.

Pangdam III/Slw Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, tambah Kapendam, langsung memerintahkan Danpomdam III/Slw untuk segera melakukan penyidikan di Tempat Kejadian Perkara (TKP)."Tim sedang turun. Kita masih menunggu proses penyelidikan dari pihak POM. Apakah itu human error atau masalah teknis," kata Kapendam Siliwangi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement