Rabu 09 Sep 2020 11:18 WIB

UEA-Israel akan Tanda Tangani Kesepakatan di Gedung Putih

Israel dan UEA akan tanda tangani kesepakatan normalisasi pada 15 September.

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Balai Kota Tel Aviv diterangi dengan bendera Uni Emirat Arab dan Israel saat kedua negara mengumumkan akan menjalin hubungan diplomatik penuh, di Tel Aviv, Israel, Kamis (13/8/2020).
Foto: AP / Oded Balilty
Balai Kota Tel Aviv diterangi dengan bendera Uni Emirat Arab dan Israel saat kedua negara mengumumkan akan menjalin hubungan diplomatik penuh, di Tel Aviv, Israel, Kamis (13/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) akan menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan di Gedung Putih pada 15 September mendatang. Pemimpin kedua negara akan mengunjungi Negeri Paman Sam.

Israel akan diwakilkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, sementara UEA akan diwakilkan Menteri Luar Negeri Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan yang juga saudara laki-laki putra mahkota Negara Teluk Arab tersebut. Pejabat AS yang menyampaikan informasi ini tidak bersedia namanya disebutkan karena tidak berwenang mengungkapkannya pada publik.

Baca Juga

Pada Rabu (9/9) pejabat tersebut mengatakan belum diketahui di mana acara penandatanganan akan digelar. Pejabat itu menambahkan tapi sepertinya akan dilaksanakan di South Lawn, Rose Garden atau di dalam gedung, tergantung dengan cuaca.

Selasa (8/9) malam kemarin Netanyahu mencicitkan rencana kunjungan itu di Twitter. Ia menulis 'bangga terbang ke Washington pekan depan atas undangan Presiden (Donald) Trump dan untuk berpartisipasi dalam upacara bersejarah di Gedung Putih' untuk menandatangani kesepakatan dengan UEA.

Kantor berita milik pemerintah UEA melaporkan Sheikh Abdullah akan memimpin delegasi untuk menandatangani kesepakatan itu. Penguasa harian UEA yang mengumumkan normalisasi hubungan dengan Israel, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, tidak hadir.

Sheikh Mohammed belum mengunjungi AS sejak namanya disebutkan secara tidak langsung dalam laporan Jaksa Khusus Robert Mueller mengenai campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016. Ia memiliki peran misterius dalam pertemuan antara anak buah Donald Trump dan orang Presiden Vladimir Putin di Seychelles tahun 2017 lalu.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement