Ahad 09 Aug 2020 20:25 WIB

Korut Kirim Bantuan ke Wilayah Perbatasan Saat Lockdown

Wilayah perbatasan dua Korea, Kaesong dikarantina pada Juli akibat Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
 Foto yang dirilis oleh kantor berita KCNA pada Sabtu (2/5), memperlihatkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tengah menghadiri peresmian pabrik pupuk di Sunchon, Korea Utara.
Foto: EPA-EFE/KCNA
Foto yang dirilis oleh kantor berita KCNA pada Sabtu (2/5), memperlihatkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tengah menghadiri peresmian pabrik pupuk di Sunchon, Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Partai yang berkuasa di Korea Utara telah mengirimkan paket bantuan khusus berupa makanan dan peralatan medis kepada penduduk Kaesong, dekat perbatasan dengan Korea Selatan, Ahad (9/8). Pasokan itu dilakukan setelah Korut memberlakukan karantina wilayah (lockdown) karena kekhawatiran penyebaran Covid-19. 

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan karantina di kota perbatasan kecil bulan lalu. Keputusan tersebut dilakukan setelah seorang yang membelot ke Korea Selatan pada 2017 kembali ke Kaesong melintasi perbatasan yang sangat dijaga dengan menunjukkan gejala virus corona.

Baca Juga

Korea Utara belum secara resmi mengkonfirmasi bahwa pria tersebut dinyatakan positif terkena virus. Pejabat Seoul mengatakan pria berusia 24 tahun itu kembali ke Korea Utara setelah menghadapi penyelidikan kekerasan seksual di Korea Selatan.

Pejabat kesehatan Korea Selatan mengatakan tidak ada tanda dia terinfeksi sebelum dia melintasi perbatasan. Setidaknya dua orang yang melakukan kontak dekat dengannya dinyatakan negatif.

Pyongyang belum mengonfirmasi infeksi virus corona tetapi telah mengambil tindakan karantina yang ketat dan memeriksa kota. Atas pembatasan itu, kantor berita resmi Korea Utara KCNA melaporkan, pemerintah pun menyediakan makanan, alat tes, dan peralatan medis lainnya. 

Televisi pemerintah menunjukkan kereta tiba di stasiun Kaesong dan truk yang mengirimkan pasokan kepada penduduk. Secara terpisah, ratusan orang yang mengenakan masker dan duduk terpisah satu sama lain berkumpul di auditorium untuk berterima kasih kepada pihak berwenang atas bantuan tersebut, dengan beberapa di antaranya menangis. 

Laporan KCNA menyatakan pengiriman tiba pada Jumat (7/8) untuk membantu penduduk mengatasi karantina wilayah. Kondisi pembatasan kegiatan itu dinilai dapat menyebabkan bencana mematikan dan merusak. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement