Ahad 09 Aug 2020 20:17 WIB

Bantuan Kemanusiaan Arab Saudi Tiba di Lebanon

Arab Saudi mengirim dua pesawat membawa 120 ton bantuan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Seorang tentara berjalan di lokasi ledakan yang hancur di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis 6 Agustus 2020.
Foto: AP / Thibault Camus
Seorang tentara berjalan di lokasi ledakan yang hancur di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis 6 Agustus 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Arab Saudi telah mengirim gelombang bantuan pertamanya ke Lebanon. Dua pesawat yang mengangkut 120 ton obat-obatan, bantuan medis, tenda, dan makanan tiba di Beirut pada Sabtu (8/8).

Kedua pesawat yang mengangkut bantuan itu bertolak dari Bandara Internasional Raja Khalid pada Jumat (7/8). Mereka tiba di Bandara Internasional Rafik Hariri keesokan harinya. Bantuan tersebut pun akan segera didistribusikan kepada warga yang terdampak ledakan Beirut.

Baca Juga

"Pemerintah Saudi akan mengirimkan bantuan kemanusiaan darurat melalui King Salman Humanitarian Aid and Relief Center (KSRelief) dalam sebuah tindakan solidaritas dengan persaudaraan rakyat Lebanon saat mereka menghadapi akibat dari bencana yang menyakitkan ini," kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan, dilaporkan Saudi Press Agency.

Supervisor-Jenderal KSRelief Dr. Abdullah Al-Rabeeah mengatakan bantuan tersebut merupakan perpanjangan dari peran kemanusiaan perintis yang dimainkan Saudi. Riyadh akan berdiri dengan negara saudara dan sahabat saat mereka menghadapi berbagai krisis serta bencana.

Ledakan di Beirut berasal dari sebuah gudang berisi 2.750 ton amonium nitrat, bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi pupuk dan bahan peledak. Presiden Lebanon Michel Aoun menyebut amonium nitrat telah berada di gudang tersebut selama enam tahun. 

Tak ada langkah pengamanan yang diterapkan setelah bahan kimia itu disita. Pemerintah telah berjanji menyelidiki masalah itu dan menyeret para pihak yang bertanggung jawab. Ledakan di Beirut menyebabkan 158 orang tewas dan lebih dari 6.000 lainnya terluka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement