Senin 27 Jul 2020 07:31 WIB

Misteri Asal Alquran Dinasti Timurid

Rumah lelang Christie's melepas Alquran era Timurid seharga Rp 130 miliar.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Misteri Asal Alquran Dinasti Timurid. Alquran era Timurid yang laku Rp 130 miliar di rumah lelang Christies.
Foto: Christies
Misteri Asal Alquran Dinasti Timurid. Alquran era Timurid yang laku Rp 130 miliar di rumah lelang Christies.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah salinan kitab suci Alquran peninggalan Dinasti Timurid dijual dengan harga tujuh juta poundsterling atau setara Rp 130 miliar. Alquran tersebut dijual melalui rumah lelang Christie's pada 25 Juni lalu.

Dilansir dari Prospect Magazine pekan lalu, harga tersebut merupakan harga tertinggi yang pernah ditawarkan Christie's untuk sebuah mushaf Alquran. Alquran indah itu diduga berasal dari abad ke-15 yang hanya berjumlah sedikit.

Baca Juga

Apa yang membuat Alquran itu dijual dengan sangat mahal? Ayat-ayat Alquran ditulis di atas kertas berwarna emas berbintik-bintik berasal dari Dinasti Ming, China. Alquran ini diduga dibuat di istana pangeran Timurid atau yang saat ini dikenal sebagai negara Iran atau Afghanistan.

Keberadaan Alquran yang sangat indah itu mengisyaratkan kekayaan sejarah serta pemberian hadiah diplomatik dan pertukaran budaya antara Persia dan China. Di dalam Alquran tersebut, terdapat halaman-halaman yang berwarna warni seperti biru, pirus, merah muda, ungu, oranye, hijau, dan krem ​​yang kaya akan estetika. Selain itu, terdapat timbal putih pada folio-folionya.

Pada saat menyentuh tiap lembar halamannya, maka akan ditemukan sensasi yang sangat lembut saat memegang Alquran. Setiap halamannya juga dibubuhi dengan emas dengan banyak gambar pohon dan bunga berkilauan dalam gaya lukisan Ming.

Masalahnya, manuskrip itu dijual tanpa bukti autentikasi yang dinyatakan secara terbuka. Sebuah email ke Departemen Seni Islam dan India di Christie's memberikan informasi Alquran peninggalan Dinasti Timurid itu disebut dibeli oleh ayah vendor saat berada di London sekitar tahun 1980-an.

Asal muasal Alquran tersebut harus ditelusuri untuk memastikan pembelian suatu objek tidak melanggar undang-undang domestik yang diadopsi, untuk mengimplementasikan Konvensi Den Haag 1954. Sebuah perjanjian internasional yang menyerukan perlindungan barang-barang budaya di masa perang atau Konvensi UNESCO 1970 melarang perdagangan gelap atau ilegal properti budaya yang lebih luas.

Karena Alquran ini tampaknya tidak memiliki bukti yang tercatat sebelum 1980-an, sehingga tidak bisa ditelusuri asal muasalnya. Apakah Alquran tersebut hilang karena dicuri atau dijual secara ilegal atau legal? 

Rumah lelang Christie's memiliki sejarah memalukan untuk legalitas dari barang-barang antik yang dijual di rumah lelangnya. Misalnya saja pada kasus Gilgamesh Dream Tablet yang dibeli Hobby Lobby di rumah lelang Christie's.

Kemudian bulan lalu Hobby Lobby mengajukan gugatan terhadap rumah lelang Christie's yang dianggap berbohong mengenai bagaimana artefak tersebut memasuki pasar. Hingga kemudian, pemerintah AS menyita artefak tersebut.

https://www.prospectmagazine.co.uk/arts-and-books/the-mystery-of-the-timurid-quran

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement