Sabtu 18 Jul 2020 06:02 WIB

BRI Dampingi Petani Kopi Cupunagara Agar Lebih Sejahtera

BRI Subang dampingi petani kopi Cupunagara agar lebih sejahtera.

Pimpinan Cabang BRI Subang, Baskoro Agusta
Foto: Republika
Pimpinan Cabang BRI Subang, Baskoro Agusta

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Bank Rakyat Indonesia (BRI) mempunyai program klaster usaha, yang diharapkan mampu membantu petani kopi untuk bisa meningkatkan kesejahteraan. Melalui program ini, BRI akan memberikan pendampingan bagi petani kopi untuk bisa meningkatkan nilai produksi mereka, seperti yang dilakukan terhadap petani-petani kopi di Desa Cupunagara, Subang, Jawa Barat.

Pimpinan Cabang BRI Subang, Baskoro Agusta menjelaskan secara umum melalui program ini, BRI berharap bisa menumbuhkan bibit-bibit nasabah. Nantinya, BRI akan mendampingi para petani yang belum mengenal dunia perbankan dan dunia bisnis, untuk layak menjadi nasabah dan entrepreneur

Baca Juga

"Sehingga nantinya para petani layak diberi pembiayaan," ucapnya saat bertemu dengan tim Ekspedisi Republikopi di Subang, Jawa Barat.

Pria yang akrab disapa Rory itu melanjutkan, bentuk rill dari program ini adalah pihaknya akan memberikan pendampingan kepada para petani, yang menurut analisa BRI layak untuk mendapat bantuan dan potensional. BRI kemudian akan mengandeng kelompok-kelompok koperasi atau Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang ada di wilayah petani kopi itu berada dalam menjalankan program ini.

"Kita akan kerjasama dengan kelompok itu, untuk sama-sama memberikan yang bisa membuat para petani lebih mandiri dan tumbuh secara ekonomi dan kesejahteraan, contoh misal petani butuh pelatihan, maka kami akan memberikan pelatihan. kemudian sarana mesin dan tempat jemur yang bisa tambah produksi mereka, kami akan bantu untuk tambah nilai produksi mereka," katanya.

Terkait petani kopi di wilayah Cupunagara, BRI mengandeng Bumdes Mukti Raharja, yang selama ini telah aktif menampung hasil panen kopi dari para petani dan telah menjual dengan merk Kopi Canggah. Rory mengatakan, pihaknya telah meminta Bumdes dan pimpinan daerah setempat untuk membuat proposal apa saja kendala yang dihadapi para petani dan apa yang harus dilakukan agar petani bisa meningkatkan kesejahteraan melalui kopi.

"Dari hasil diskusi dengan Kades dan Bumdes, kendala utama adalah pelatihan bagi para petani, pelatihan bagaimana bertani kopi yang pasti, yang hasilkan produksi maksimal, dan pengolahan lahan. kita diskusi pelatiha semacam apa yang dibutuhkan, apa produksi, bisnis atau pengelolahan lahan, kita proses dan ajukan ke pusat," ujarnya.

Rory mengatakan, BRI menargetkan agar para petani bisa secara mandiri untuk mampu menyejahterakan diri mereka. Namun sebagai lembaga keuangan, BRI tidak punya kepentingan dari sisi komoditas yang petani kopi Cupunagara hasilkan. 

"kita hanya ingin para petani bisa dinilai layak untuk menjadi nasabah, dan mendapat bantuan usaha. Sebab untuk mendapatkan bantuan kan ada syarat yang harus dipenuhi, seperti usaha mereka sudah berjalan, usaha mereka bisa mendatangkan keuntungan," katanya.

"BRI ingin mereka yang dari nol kita bantu agar mereka menjadi entrepreneur sehingga bisa mendatangi keuntungan untuk biaya hidup mereka atau membesarkan usahanya. Jadi sebetulnya BRI akan menjembatani kebutuhan para petani," ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement