Rabu 08 Jul 2020 20:46 WIB

Warga Nantikan Penanganan Jembatan Putus Cikatomas

Warga secara swadaya membuat jembatan baru akibat banjir Cikatomas.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga di Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, membuat jembatan darurat agar bisa menyeberang Sungai Cimedang, lantaran jembatan utama di lokasi itu terputus akibat banjir bandang
Foto: Istimewa.
Warga di Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, membuat jembatan darurat agar bisa menyeberang Sungai Cimedang, lantaran jembatan utama di lokasi itu terputus akibat banjir bandang

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Warga di Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, masih harus melintasi jembatan darurat lantaran akses jembatan utama yang biasa dilintasi terputus akibat banjir bandang pada Jumat (16/6). Jembatan sepanjang sekira 30 meter yang menghubungkan Desa Cayur dan Desa Sindangasih terputus total. Kendaraan roda dua dan roda empat tak bisa melintas.

Kepala Desa Cayur, Akhmad Kaffi mengatakan, saat ini warga masih harus melintas di jembatan darurat yang dibangun secara swadaya. Namun, akses darurat itu hanya bisa dilintasi pejalan kaki dan kendaraan roda dua.

Baca Juga

Akses darurat itu selalu dijaga karena cukup berbahaya jika dilintasi tanpa pengawasan. Sementara kendaraan roda empat masih harus memutar jika ingin melintas.

"Warga terus berharap agar jembatan itu cepat dipebaiki dan dibuat permanen. Sebab itu sangat vital untuk transportasi masyarakat," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (8/7).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin mengatakan, warga di lokasi terdampak jembatan putus memang secara swadaya membuat jembatan darurat dibantu aparat tentara dan polisi. Jembatan darurat itu dibuat di bekas sisa bangunan jembatan lama yang tak lagi digunakan.

"Tapi Kalau debit air naik, tidak boleh ada yang menyebrang, karena bisa terbawa," kata dia.

Terkait penanganan jembatan putus, ia mengatakan, sejak kejadian awal, pihaknya telah mengupayakan untuk memperbaikinya. Namun, penanganannya harus menggunakan jembatan bailey.

Menurut dia, Bupati Tasikmalaya telah berkirim surat dengan Pemerintah Provinsi (Pempov) Jawa Barat (Jabar) untuk meminjam jembatan bailey. "Jembatan bailey sebenarnya tersedia di wilayah kita, tapi bentangannya 150 meter. Kita perlu hanya 30-40 meter, karena itu harus menunggu dari provinsi," kata dia.

Sementara untuk pembangunan jembatan permanen, Nuraedidin mengatakan, masih harus menunggu kajian dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Namun, ia belum bisa memastikan waktu penanganan jembatan dapat direalisasikan.

"Kita bersama ingin secepatnya, agar aktivitas masyarakat di sana bisa kembali normal. Kalau bisa besok, ya besok," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement