Senin 29 Jun 2020 17:06 WIB

Kurang Tidur Bikin Orang Jadi Lebih Mudah Marah

Ketika kurang tidur, hindari aktivitas yang membutuhkan akurasi tinggi pagi harinya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Gangguan tidur. Tidur malam yang cukup penting untuk setiap orang.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Gangguan tidur. Tidur malam yang cukup penting untuk setiap orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurang tidur pada malam hari dapat memengaruhi suasana hati secara signifikan keesokan paginya. Studi mengungkapkan bahwa orang-orang yang kurang tidur cenderung lebih mudah marah.

"Ketika mereka kurang tidur, mereka merasakan lebih sedikit kesenangan, antusiasme, perhatian dan kepuasan," ungkap peneliti dari Norwegian University of Science and Technology Ingvild Saksvik-Lehouillier, seperti dilansir laman Health 24.

Baca Juga

Hal ini diketahui dalam sebuah studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Sleep. Studi ini melibatkan 59 orang partisipan selama 10 malam.

Pada tahap awal, para partisipan diminta untuk tidur seperti biasa tanpa mengubah apapun selama tujuh malam. Setelah itu, peneliti meminta para partisipan untuk mengurangi durasi tidur mereka dua jam dari normal. Pengurangan durasi tidur ini berlangsung selama tiga malam.

Pada pagi-pagi tertentu, partisipan juga ditunjukkan lebih dari 300 gambar di layar komputer selama 14 menit. Partisipan diminta untuk menekan tombol spasi setiap kali melihat gambar yang tidak memiliki huruf "X". Tes ini bertujuan untuk mengetes akurasi dan tingkat responsif partisipan.

Partisipan menunjukkan waktu reaksi yang lebih cepat ketika mengalami kekurangan tidur. Akan tetapi, tingkat kesalahan yang terjadi juga lebih tinggi.

"Tampaknya kita bereaksi lebih cepat untuk mengompensasi kurangnya konsentrasi," jelas Ingvild.

Berdasarkan hal ini, tim peneliti menganjurkan agar orang-orang yang kurang tidur malam menghindari aktivitas yang membutuhkan akurasi tinggi di keesokan harinya. Studi lain juga mengungkapkan bahwa kekurangan tidur dapat memberikan efek yang sama seperti alkohol, misalnya dalam menyetir.

Dalam studi ini, para partisipan juga diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai perasaan mereka. Perasaan ini meliputi perasaan positif dan juga emosi negatif.

Tim peneliti tak bisa menemukan perbedaan yang jelas terhadap emosi negatif. Akan tetapi, skor perasaan positif tampak memburuk hanya dengan kurang tidur satu hari. Skor tampak semakin memburuk setelah partisipan kurang tidur selama tiga hari.

Temuan ini menunjukkan pentingnya mendapatkan tidur malam yang cukup bagi setiap orang. Akan tetapi, tidak semua orang harus tidur selama tujuh atau delapan jam per malam.

"Yang terpenting adalah bagaimana perasaan Anda. Bila Anda berada dalam kewaspadaan dan suasana hati yang baik setelah bangun tidur, itu adalah indikasi bahwa pola tidur Anda cocok untuk Anda," jelas Ingvild.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement