Sabtu 27 Jun 2020 18:42 WIB

BPBD Sulsel Laporkan 7 Rumah Hancur Akibat Longsor di Palopo

Lima rumah di antaranya hanyut terbawa longsoran.

Longsor di jalan poros Palopo Toraja memutus akses jalan Toraja-Palopo di kilometer 366+ 350 dan 368+450. Untuk sementara akses di jalan tersebut ditutup.
Foto: Tangkapan layar
Longsor di jalan poros Palopo Toraja memutus akses jalan Toraja-Palopo di kilometer 366+ 350 dan 368+450. Untuk sementara akses di jalan tersebut ditutup.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan melaporkan tujuh rumah hancur akibat bencana tanah longsor di Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan Jumat (26/6). "Ada 7 rumah dan warung warga hancur, dan lima di antaranya hanyut terbawa longsoran," sebut Kepala BPBD Sulsel Ni'mal Lahamang saat dikonfimasi terkait perkembangan terbaru penanganan bencana di Palopo, Sabtu (27/6).

Mengenai dampak bencana pascakejadian, sesuai laporan Wali Kota Palopo, HM Judas Amir yang ditembuskan ke BPBD Sulsel, kata Ni'mal, aksesibilitas transportasi dari Kabupaten Toraja Utara ke Kota Palopo maupun sebaliknya, tidak berfungsi karena terputusnya jaringan jalan karena longsor.

Baca Juga

Sedangkan kerugian materi warga setempat ditaksir senilai Rp 5 miliar. Untuk korban jiwa, informasi terbaru tidak ada. Namun jumlah pengungsi tercatat sebanyak 60 orang dengan jumlah 10 Kepala Keluarga (KK).

Dari kronologi kejadian bencana tersebut terjadi di Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, kilometer 24, Kota Palopo, kembali terulang. Peristiwa bencana alam kali ini sangat parah karena menghanyutkan badan jalan nasional yang menghubungkan Kota Palopo ke Kabupaten Toraja Utara.

 

Saat itu, tanah pada tebing gunung mengalami longsor karena intensitas hujan yang sangat tinggi, sehingga mengakibatkan ruas jalan tersebut amblas dan terputus sepanjang kurang lebih 180 meter. Longsoran itu merusak jalan serta menghanyutkan rumah serta warung warga yang terdapat di lokasi kejadian.

"Faktor penyebab lain adalah terjadi perubahan alih fungsi hutan yang mengakibatkan kerusakan ekositem membuat kondisi hutan tidak berfungsi dengan baik sebagai resapan air mengakibatkan tanah longsor," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement