Selasa 05 May 2020 17:40 WIB

Kemendikbud: TV Jadi Solusi Kendala Pembelajaran Daring

Televisi dianggap sebagai solusi efektif dan murah meriah pembelajaran jarak jauh.

Siswa sekolah menengah pertama di Bandung, Rakean Ahmad, mengikuti proses belajar jarak jauh yang ditayangkan Stasiun Televisi Republika Indonesia (TVRI) di Bandung, Senin (13/4). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program Belajar dari Rumah sebagai alternatif belajar jarak jauh di tengah pandemi Covid-19
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Siswa sekolah menengah pertama di Bandung, Rakean Ahmad, mengikuti proses belajar jarak jauh yang ditayangkan Stasiun Televisi Republika Indonesia (TVRI) di Bandung, Senin (13/4). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program Belajar dari Rumah sebagai alternatif belajar jarak jauh di tengah pandemi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI mengakui bahwa ketidakmerataan akses internet di Tanah Air menjadi kendala dalam pembelajaran daring. Di lain sisi, ada media televisi yang dipandang dapat menjadi salah satu solusi efektif atas pembelajaran jarak jauh.

"Solusi ini muncul saat adanya evaluasi pasca-menteri mengeluarkan surat terkait sekian aplikasi yang dikeluarkan untuk pembelajaran daring," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbud M Hasan Chabibie melalui video konferensi di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Dengan adanya surat tersebut, keluhan yang pertama kali muncul dari publik ialah persoalan kuota serta akses internet. Menurut Hasan, solusi yang didapatkan bersama-sama dengan Komisi X DPR RI ialah memanfaatkan televisi.

"Solusi paling efektif dan murah meriah ialah pakai televisi karena tidak butuh kuota. Selain itu, digunakan TVRI karena memang memiliki jangkauan paling luas se-Indonesia," ujar dia.

Namun, Hasan mengakui penggunaan media televisi dalam pembelajaran kepada peserta didik tentunya memiliki keunggulan dan kekurangan tersendiri, khususnya dari segi komunikasi. Jika menggunakan internet, menurut dia, komunikasi dapat terlaksana dua arah dan sebaliknya dengan media televisi.

"Tidak bisa dinikmati sama sebab sangat tergantung dengan jam dan siaran yang akan disampaikan. Namun, setidaknya ini dapat menjawab masalah akses internet," katanya.

Untuk penyampaian materi pembelajaran melalui televisi selama ini, Kemendikbud juga mendistribusikan konten-konten yang disiarkan di TVRI ke berbagai saluran televisi lainnya dengan berkoordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) agar dapat memiliki jangkauan yang lebih luas. Untuk daerah-daerah yang mengalami permasalahan listrik, menurut Hasan, hal itu memang tidak bisa diselasaikan satu pihak saja melainkan terdapat kementerian lain yang lebih bertanggung jawab.

Hasan menyarankan pihak-pihak terkait untuk menyimpan konten-konten yang sudah disiarkan itu ke komputer jinjing sehingga dapat dimanfaatkan di lokasi masing-masing. Sebab, menurutnya, pada hakikatnya lokasi-lokasi yang mengalami permasalahan listrik itu tidak berarti mati 24 jam, melainkan tetap menyala pada malam hari, namun siangnya tidak mendapatkan akses ataupun sebaliknya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement