Sabtu 02 May 2020 21:48 WIB

Kisah Seniman Pemabuk yang Bertobat

Seniman ini akhirnya menjadi pakar ilmu hadis ternama dari golongan tabiin

Kisah Seniman Pemabuk yang Bertobat (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Kisah Seniman Pemabuk yang Bertobat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diriwayatkan bahwa Abdullah ibn Mas'ud melewati wilayah Kufah. Di tengah perjalanan, sahabat Nabi Muhammad SAW itu melihat beberapa pemuda sedang duduk-duduk sambil mabuk minuman keras.

Di antara mereka adalah Zadzan al-Kindi, seorang seniman musik. Ia pun sedang melantunkan lagu-lagu. Suaranya sangat merdu dan syahdu.

Baca Juga

Abdullah ibn Mas'ud tertegun. Sambil melewati sekumpulan pemuda itu, sang sahabat Rasul SAW itu berkata, "Alangkah indahnya suara itu seandainya dipergunakan untuk membaca Alquran."

Tak dinyana, perkataan itu didengar Zadzan. Ia pun berdiri dan mengambil sebatang kayu lalu dipukulkannya ke tanah kuat-kuat. Batang kayu itu pun patah.

Setelah itu, ia segera menemui Abdullah ibn Mas'ud sambil menangis. Maka, Abdullah pun merangkulnya dan keduanya sama-sama menangis.

"Aku pantas menangis di hadapan orang yang dicintai Allah," kata Abdullah kepada Zadzan.

Sejak peristiwa itu, Zadzan al-Kindi memutuskan berguru pada Ibn Mas'ud untuk mempelajari Alquran.

Di akhir hayatnya, Zadzan termasuk golongan tabiin yang banyak meriwayatkan hadis Nabi SAW--yakni dengan sanad dari Abdullah ibn Mas'ud.

***

Demikianlah sepenggal kisah Zadzan al-Kindi sebagaimana diceritakan Ibnu Qudamah al-Maqdisy dalam Mukhtasharu Kitab al-Tawabin.

Kini, kita tengah berada di bulan suci Ramadhan, bulan diturunkannya Alquran. Kita hendaknya menyambut Ramadhan dengan hati dan pikiran suci. Fokuslah pada upaya meraih Lailatul Qadar, malam nan agung yang sanggup menerangi jalan hidup kita.

Kita mohon perlindungan kepada Allah agar diri ini tak termasuk orang-orang yang pintu hatinya terkunci dari kehadiran cahaya Illahi.

"Apakah mereka tidak memerhatikan Alquran, ataukah hati mereka telah terkunci? Sesungguhnya orang-orang yang berbalik (kepada kekafiran) setelah petunjuk itu, jelas bagi mereka, setanlah yang merayu mereka dan memanjangkan angan-angan mereka" (QS Muhammad [47], ayat 24-25).

Siapapun yang senantiasa membaca Alquran dan melafalkan ayat-ayat suci Alquran, insya Allah hatinya akan selalu tersambung untuk menerima cahaya kasih dan hidayah-Nya.

sumber : Hikmah Republika oleh Komaruddin Hidayat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement