Jumat 17 Apr 2020 12:25 WIB

Belasan Peserta Ijtima Gowa Positif Covid, Keluarga Tertular

Sekitar 1.500 orang peserta Ijtima Ulama Dunia di Gowa berasal dari Jateng.

Rep: Bowo Pribadi, Binti Sholikah/ Red: Andri Saubani
Anggota kepolisian Polda Sulsel menyemprotkan cairan di lokasi kegiatan Ijtima Ulama Asia di Desa Pakkatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/3). (ilustrasi)
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Anggota kepolisian Polda Sulsel menyemprotkan cairan di lokasi kegiatan Ijtima Ulama Asia di Desa Pakkatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/3). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sejumlah peserta Ijtima Dunia di Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan asal Jawa Tengah dikabarkan terpapar Covid-19. Hal ini diketahui setelah yang bersangkutan menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah terus melakukan tracing, mengingat jumlah peserta Ijtima Dunia dari Jawa Tengah dilaporkan mencapai ribuan orang. Selain itu juga telah ditemukan indikasi terjadinya lokal transmition dari tracing tersebut.

Baca Juga

"Menurut laporan yang kami terima diperkirakan ada sekitar 1.500 orang peserta yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah," ungkap Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, dalam keterangannya, di Semarang, Jumat (17/4).

Ia juga mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah juga terus menelusuri berapa tepatnya jumlah peserta Ijtima Dunia yang berasal dari Jawa Tengah tersebut. Karena beberapa di antaranya sudah menunjukkan positif terinfeksi Covid-19 lewat tes PCR.

Yulianto juga belum menjelaskan secara rinci dari daerah mana saja peserta Ijtima Dunia yang berasal dari Jawa Tengah tersebut. Namun ia menyebut peserta terbanyak di antaranya dari Kabupaten Wonosobo.

Berdasarkan laporan yang masuk dari Dinkes Kabupaten Wonosobo sudah ada 11 peserta yang dinyatakan positif melalui tes PCR. Selain itu, dari tracing yang dilakukan, empat anggota keluarga di antara ke-11 orang tersebut juga telah dinyatakan positif.

Artinya, dari kontak para peserta tersebut dengan anggota keluarga mereka juga sudah ditemukan kasus penularan. Kini upaya untuk melakukan penelusuran masih berjalan di berbagai daerah.

"Kami minta jika ada informasi lain, segera dilaporkan pada kita," tegasnya.

Di Solo, Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Solo sekaligus Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Ahyani, mengatakan, ada dua penambahan pasien terkonfirmasi Covid-19 dari status pasien dalam pengawasan (PDP), dan satu pasien seorang mahasiswa yang kos di daerah Jebres.

Dua pasien yang naik kelas dari PDP tersebut merupakan peserta Ijtima Dunia di Gowa, Sulawesi Selatan. Keduanya masing-masing warga Kelurahan Kedunglumbu dan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon dan berusia di atas 60 tahun. Sebelumnya, mereka pernah dinyatakan sebagai PDP dan dirawat di RSUD dr Moewardi, kemudian diperbolehkan pulang ke rumah karena dinyatakan sembuh.

"Tetapi ternyata kambuh lagi, akhirnya masuk ke RSUD dr Moewardi lagi dan dinyatakan positif," kata Ahyani dalam jumpa pers di Balai Kota, Kamis (16/4).

Dia juga mengimbau agar siapa saja yang berada di Solo jujur mengenai riwayat perjalanan dan penyakit yang diderita. Sebab, dia mendapat laporan warga yang tidak mau mengakui riwayat perjalanan karena khawatir masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP).

"Kalau sakit bilang sakit, jangan sembunyi. Kalau sakit penanganannya jelas. Dan yang tidak sakit jangan mengucilkan yang sakit," tandasnya.

Sementara itu, sampai Kamis jumlah PDP di Solo sebanyak 70 orang dengan rincian 17 pasien dirawat, 40 orang telah sembuh, dan 13 pasien meninggal. Sedangkan jumlah ODP meningkat dari 392 orang menjadi 400 orang. Rinciannya, 111 orang masih dilakukan pemantuan dan 289 orang selesai pemantauan.

photo
Usulan Luhut dalam Penanganan Pandemi Covid-19 - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement