Senin 13 Apr 2020 10:19 WIB

Penerapan PSBB Tekan IHSG di Awal Pekan

Penurunan jumlah kasus Covid-19 di dunia akan menjadi angin segar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu. IHSG bergerak di zona merah pada awal perdagangan sesi pertama Senin (13/4).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu. IHSG bergerak di zona merah pada awal perdagangan sesi pertama Senin (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabubgan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Senin (13/4) pagi. Saat dibuka, indeks saham sempat menguat ke level 4.657,09 dan langsung anjlok ke zona merah di posisi 4.591,72. 

Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta yang mulai berlaku Jumat (10/4) lalu. Di sisi lain, jumlah kasus Covid-19 dan korban meninggal di Indonesia terus mengalami peningkatan.

Baca Juga

"Keduanya menjadi sentimen negatif di pasar saham Indonesia," kata Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, Senin (13/4).

Selain itu, lanjut Hans, IHSG juga mendapat pengaruh dari pergerakan bursa saham Amerika Serikat. Bursa Amerika Serikat sendiri saat ini dipengaruhi oleh data-data ekonomi yang terus menurun. 

Angka pengangguran naik dari 3,5 persen menjadi 4,4 persen. Di samping itu, klaim tunjangan pengangguran tercatat naik dari 3,3 juta orang yang mengajukan menjadi 6,65 juta pengajuan saat ini. "Jumlah ini merupakan rekor tertinggi," ungkap Hans.

Meski demikian, menurut Hans, penurunan jumlah kasus Covid-19 di dunia akan menjadi angin segar bagi pergerakan pasar saham. Stimulus besar dari pemerintah Amerika Serikat dan Bank Sentral Amerika Serikt, The Federal Reserve (The Fed), diperkirakan juga akan mendorong pasar saham Indonesia.

"Pasar mungkin masih akan berfluktuasi pada pekan ini, ada kecenderungan menguat di awal-awal pekan dan berpeluang terkoreksi di akhir pekan," kata Hans.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement