Senin 06 Apr 2020 07:40 WIB

Bank Sentral UEA Tingkatkan Stimulus Hampir Tiga Kali Lipat

Bank sentral meningkatkan stimulus menjadi total 70 miliar dolar AS.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung pameran mengenakan masker pada Pameran Kesehatan di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu, (29/1/2020).  Bank sentral meningkatkan stimulus menjadi total 70 miliar dolar AS, dari 27 miliar dolar AS.
Foto: AP/Kamran Jebreili
Pengunjung pameran mengenakan masker pada Pameran Kesehatan di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu, (29/1/2020). Bank sentral meningkatkan stimulus menjadi total 70 miliar dolar AS, dari 27 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Bank Sentral Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan berbagai langkah baru untuk menjamin likuiditas bagi sektor perbankan dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19). Salah satunya, meningkatkan stimulus menjadi total 70 miliar dolar AS, dari paket yang pernah diumumkan sebelumnya, yaitu 27 miliar dolar AS.

Sampai Sabtu (4/4), UAE sudah mendaftarkan total 1.500 kasus orang yang terinfeksi Covid-19.  Wabah ini telah menyebabkan pemerintah setempat melakukan kebijakan social distancing dan pembatasan bisnis yang memukul beberapa sektor ekonomi vital, seperti ritel dan pariwisata.

Baca Juga

Seperti dilansir Reuters pada Ahad (5/4), Bank Sentral UEA mengatakan, nilai agregat dari semua langkah modal dan likuiditas yang sudah dilakukan sejak 14 Maret mencapai 256 miliar dirham (69,70 miliar dolar AS). Pertama kalinya, mereka meluncurkan kebijakan dengan nilai 100 miliar dirham (27 miliar dolar AS).

Analis perbankan di EFG Hermes, Shabbir Malik, mengatakan, Bank Sentral UEA telah menaikkan dukungan terhadap sektor keuangan dari virus Covid-19 dengan melakukan berbagai langkah peningkatan kualiditas dan preservasi modal.

"Ini akan membantu meringankan tekanan likuiditas yang terus menumpuk," tuturnya.

The Emirates Interbank Offered Rates (EIBOR), yang digunakan dalam banyak transaksi keuangan UEA, telah melonjak pada paruh kedua Maret, berdasarkan data Refinitiv. Ini menggambarkan kondisi likuiditas yang semakin ketat.

Pekan lalu, beberapa bankir mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah membatasi pinjaman untuk meminimalkan potensi kerugian dari krisis Covid-19. Selain itu, untuk menghadapi tekanan likuiditas dolar AS yang diprediksi terus terjadi seiring dengan penurunan harga minyak dunia.

Seorang narasumber perbankan yang berbasis di Dubai mengatakan, meski langkah Bank Sentral mendorong perbankan untuk meminjam lebih banyak, mereka tidak pernah memaksa perbankan melakukannya.

Langkah-langkah Bank Sentral UEA dalam membebaskan likuiditas kemungkinan akan fokus dalam menyelamatkan perusahaan milik negara dibandingkan menargetkan bisnis skala kecil, menurut sumber tersebut. Gubernur Bank Sentral UEA Abdulhamid Saaed mengatakan, kebijakan tambahan akan mengurangi tekanan pada lembaga keuangan secara efektif.

"Hal ini diharapkan mampu mendorong mereka untuk menjalankan peran penting mereka sebagai tulang punggung ekonomi sambil menawarkan bantuan yang dibutuhkan dan akses pendanaan berkelanjutan untuk bisnis maupun rumah tangga," ujarnya.

Pada Ahad, regulator UEA mengatakan, pihaknya telah mengurangi persyaratan cadangan giro untuk semua bank menjadi tujuh persen dari 14 persen yang akan menyuntikkan likuiditas sekitar 61 miliar dirham. Kebijakan ini guna mendukung manajemen pinjaman dan likuiditas bank.

Bank Sentral UEA juga memperpanjang durasi penangguhan pokok pinjaman dan pembayaran bunga yang sebelumnya ditargetkan sampai akhir tahun. Regulator menekankan, bank yang berpartisipasi dapat mengambil manfaat dari bantuan penyangga modal hingga Desember 2021. Total nilai buffer mencapai 50 miliar dolar dirham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement