Kamis 26 Mar 2020 19:15 WIB

Bahrain Pengguna Pertama Hydroxychloroquine untuk Covid-19

Bahrain klaim menjadi negara pertama pengguna Hydroxychloroquine untuk Covid-19

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Bahrain klaim menjadi negara pertama pengguna Hydroxychloroquine untuk Covid-19. Ilustrasi.
Foto: Caroline Blumberg/EPA
Bahrain klaim menjadi negara pertama pengguna Hydroxychloroquine untuk Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA - Ketua Dewan Kesehatan sekaligus Kepala Satuan Tugas Nasional untuk Memerangi Covid-19 di Bahrain, Sheikh Mohamed bin Abdullah Al-Khalifa mengatakan, negaranya telah memakai Hydroxyxhloroquine untuk menangani kasus-kasus infeksi Covid-19. Dia mengklaim Bahrain adalah salah satu negara pertama di dunia yang mengelola jenis obat tersebut.

"Hydroxychloroquine dilaporkan memiliki dampak mendalam ketika digunakan untuk mengobati gejala yang ditunjukkan oleh kasus Covid-19 aktif," kata pernyataan pemerintah dikutip kantor berita negara BNA. Kerajaan pertama kali menggunakan obat pada 26 Februari, setelah tercatat kasus pertamanya pada 24 Februari.

Baca Juga

Terdapat 225 kasus virus corona aktif, empat kematian, dan 190 dipulangkan di Bahrain. Hydroxychloroquine adalah anti-malaria dan anti-inflamasi yang digunakan untuk mengobati gangguan auto-imun seperti lupus dan rheumatoid arthritis. Akan tetapi obat ini telah dicoba dengan beberapa keberhasilan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus corona tipe baru.

Obat tersebut sedang diteliti karena tidak ada vaksin yang disetujui atau perawatan yang disetujui terhadap penyakit pernapasan yang sangat menular. Sebagian besar pasien yang sakit hanya menerima perawatan suportif seperti bantuan pernapasan. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pekan lalu meminta regulator kesehatan AS untuk mempercepat terapi potensial yang ditujukan untuk mengobati Covid-19 di tengah wabah corona yang menyebar cepat.

Trump menunjuk secara khusus pada obat antivirus eksperimental Gilead Sciences Inc., Remdesivir dan obat anti-malaria generik, hydroxychloroquine. Di Brasil, uji klinis hydroxychloroquine yang dipimpin oleh Rumah Sakit Albert Einstein di Sao Paulo bersama dengan rumah sakit Brasil lainnya, menguji efektivitas obat dalam kombinasi dengan antibiotik azithromycin pada pasien dengan Covid- 19.

Trump dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah mempromosikan hydroxychloroquine dan chloroquine terkait sebagai pengobatan potensial untuk infeksi Covid-19. Promosi dilakukan ketika mereka mencoba untuk meredakan kekhawatiran terhadap virus dan melindungi ekonomi mereka dari kejatuhan. Di India, pemerintah melarang ekspor hidroksi kloroquine dan formulasi lain obat malaria yang sementara sedang diuji untuk penyakit yang telah membuat sakit sekitar 459 ribu orang di seluruh dunia itu.

sumber : Al Arabiya
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement