Selasa 17 Mar 2020 08:42 WIB

Australia Pertimbangkan Perketat Pergerakan Publik

Sebelumnya Australia membatasi pertemuan sosial maksimal 500 orang.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Nidia Zuraya
Petugas medis sedang merawat pasien corona Covid-19 (ilustrasi). Australia berencana rencana memperketat pergerakan warga di negara itu. (The Central Hospital of Wuhan via Weibo/Hando)
Foto: The Central Hospital of Wuhan via Weibo/Hando
Petugas medis sedang merawat pasien corona Covid-19 (ilustrasi). Australia berencana rencana memperketat pergerakan warga di negara itu. (The Central Hospital of Wuhan via Weibo/Hando)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pejabat-pejabat Australia menggelar rapat membahas rencana memperketat pergerakan warga di negara itu. Rapat ini digelar setelah melihat adanya tanda-tanda virus corona yang kini disebut Covid 19 menyebar lebih cepat.

Rapat kabinet Perdana Menteri Scott Morrison yang baru terbentuk itu juga dihadiri pemimpin-pemimpin wilayah dan negara bagian serta kepala kesehatan nasional Australia. Rapat yang digelar pada Rabu (17/3) dilakukan melalui sambungan video.

Baca Juga

Beberapa kepala negara bagian mendorong agar larangan pertemuan sosial yang sebelumnya maksimal 500 orang diperketat menjadi 100 orang. Australia mengumumkan larangan pertemuan ini pada Senin (16/3) kemarin.

  

Australia juga sudah mengumumkan siapa pun yang datang dari luar negeri harus mengisolasi diri selama 14 hari. Negara-negara lain seperti Kanada dan Jerman telah memperketat larangan di perbatasan.

Australia melaporkan 300 kasus infeksi dan lima kematian Covid 19 tapi pihak berwenang khawatir dalam beberapa pekan kedepan penyebaran semakin cepat. Negara bagian yang paling padat di Australia, New South Wales melaporkan peningkatan tertinggi jumlah kasus yang terkonfirmasi dalam satu hari. 

Kabinet nasional yang Morrison sebut 'kabinet perang' mempertimbangkan untuk meningkatkan paket stimulus ekonomi yang sebelumnya diajukan senilai 17,6 miliar dolar Australia atau 10,77 miliar dolar AS. Menteri Keuangan Australia Mathias Cormann mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia akan menghantam keras warga miskin Australia.

"Warga Australia yang tampaknya akan kehilangan pekerjaan dalam selama beberapa pekan atau bahkan bulan akan membutuhkan dukungan yang tepat sehingga kami dapat kembali kuat dan baik," kata Cormann kepada  Australian Broadcasting Corporation.

Media-media setempat melaporkan paket stimulus ekonomi akan memberikan bantuan kepada sektor pariwisata. Industri ini menyumbang 3 persen dari 1,95 triliun dolar Australia perekonomian Negeri Kanguru. Setiap tahunnya rata-rata ada 9 juta wisatawan yang datang ke Australia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement