Selasa 10 Mar 2020 10:22 WIB

Menlu RI dan Belanda Fokus Masalah Perempuan Hingga Keamanan

LoI on Women, Peace, and Security merupakan bentuk kolaborasi kedua negara.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Gita Amanda
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi (kanan) berbincang bersama Menteri Luar Negeri Belanda Stephanus Abraham Blok, pada penandatanganan nota kesepahaman kerja sama Indonesia-Belanda di Jakarta, Senin (9/3/2020).(Antara/Muhammad Adimaja)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi (kanan) berbincang bersama Menteri Luar Negeri Belanda Stephanus Abraham Blok, pada penandatanganan nota kesepahaman kerja sama Indonesia-Belanda di Jakarta, Senin (9/3/2020).(Antara/Muhammad Adimaja)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi dan Menteri Luar Negeri Belanda Stephanus Abraham (Stef) Blok menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai kerja sama dua bidang, yakni kerja sama pelatihan diploma dan Women, Peace And Security, Senin (9/3) malam. Selain itu, keduanya bertemu untuk membahas persiapan terakhir pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Raja Willem-Alexander dari Belanda yang akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada tanggal 9 – 13 Maret 2020.

"LoI (Letter of Intent) on Women, Peace, and Security merupakan bentuk kolaborasi kedua negara untuk memperkuat kapasitas perempuan dalam perdamaian dan keamanan, melalui program pelatihan bagi peacekeepers dan mediator," ujar Retno usai menjamu Menlu Belanda di Hutan Kota Plataran, Jakarta Pusat, Senin.

Baca Juga

Kesepakatan bilateral tersebut ditandatangani sejalan dengan peran aktif Indonesia dalam pemajuan peran wanita dalam perdamaian dan keamanan, baik di kawasan, maupun global. Retno menyontohkan di antaranya melalui inisiatif pembentukan ASEAN Women Mediators Network dan pembentukan Jaringan Solidaritas Wanita Afghanistan-Indonesia di Kabul awal Maret lalu. 

"Nah kita kan sedang mempersiapkan para diplomat, juga para negosiator perempuan Indonesia untuk sewaktu-waktu diperlukan dapat berpartisipasi di dalam negosiasi-negosiasi perdamaian," ujar Retno. Dengan demikian, kerja sama dengan Belanda dengan berbagai cara mengenai isu ini akan terjalin dengan baik.

Kerja sama tersebut dapat dilakukan dalam pertukaran informasi, pelatihan, dan sebagainya. "Dan ini berlaku untuk satu tahun, setelah itu akan dilihat kembali," kata Retno.

Pada pertemuan tersebut kedua Menlu juga membahas mengenai kerja sama ekonomi, terutama rencana investasi pabrik FrieslandCampina di Indonesia. Menlu Retno menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia menyambut baik berbagai investasi baru yang akan dilakukan oleh Perusahaan Belanda di Indonesia, termasuk perluasan investasi pabrik susu FrieslandCampina senilai 300 juta dolar AS.

Belanda merupakan salah satu mitra penting Indonesia di Eropa. Investasi Belanda tahun 2019 menduduki peringkat pertama dari Eropa. Belanda merupakan mitra ke-2 terbesar perdagangan dengan Eropa, dan turis Belanda merupakan ke-empat terbesar dari Eropa.

Selain itu, kedua Menlu juga membahas berbagai isu-isu global termasuk perkembangan wabah Covid-19, dan peran aktif Indonesia dalam proses perdamaian di Afghanistan. "Kunjungan ini akan menjadi momentum baru kemitraan Indonesia-Belanda kedepan," sebut Retno.

Secara khusus Menteri Stef Blok juga menyampaikan simpati dan duka cita atas kecelakaan tabrakan perahu di Sebangau, yang telah mengakibatkan korban jiwa, termasuk Komandan Kodim 1011/ Kuala Kapuas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement