Friday, 24 Syawwal 1445 / 03 May 2024

Friday, 24 Syawwal 1445 / 03 May 2024

Zulkifli: Jangan Pakai Pancasila untuk Menstempel Seseorang

Rabu 09 Aug 2017 16:47 WIB

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Qommarria Rostanti

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan

Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, menyadari bahwa nilai-nilai Pancasila mulai terkikis. Oleh karena itu, mereka berinisiatif untuk mengadakan seminar nasional bertema Pancasila Rumah Semua Anak Bangsa.

Demi mendukung seminar nasional yang digelar di UIN Suka pada Rabu (9/8), UIN menghadirkan Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan. Dalam kesempatan itu, dia didaulat untuk menjadi pembicara utama.

Dalam paparanya, Zulkifli menilai bahwa Pancasila sebagai ideologi dasar negara harus digunakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia, bukan malah digunakan untuk menstempel orang-orang atau pihak tertentu. "Pancasila itu sebagai pemersatu, oleh karena itu jangan dipakai untuk menstempel orang," kata dia, Rabu (9/8).

Dia menyebut, Pancasila tidak perlu lagi diperdebatkan karena sudah menjadi ketetapan bersama. Menurut dia, yang perlu diperdebatkan itu adalah bagaimana pancasila bisa diimplementasikan ke kehidupan sehari-hari. "Hal yang perlu masuk dalam bahasan kita itu perdebatan bagaimana Pancasila menjadi kenyataan dalam perilaku sehari-hari, dalam ekonomi, dalam melahirkan undang-undang dan kenyataan peraturan-peraturan yang harus dijiwai," ujarnya.

Zulkifli mengatakan masyarakat atau oknum, siapapun itu, yang menyatakan Pancasila bertentangan dengan ideologi-ideologi mereka, maka tidak perlu lagi dibahas. Menurut dia, jika ada yang beranggapan Pancasila itu bertentangan dengan ideologi tertentu itu tak usah dibahas lagi, karena ideologi tersebut terlarang.

Selain menggelar seminar, pada kesempatan yang sama, UIN Sunan Kalijaga berinisiatif mendirikan Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yudian Wahyudi, mengatakan, di tengah berbagai kritik dan hantaman atas dasar kenegaraan, maka diperlukan upaya untuk membumikan kembali Pancasila melalui dialog dan kesepahaman dikalangan komponen anak bangsa. "Ini sangat penting untuk menjaga keutuhan bangsa dari ancaman perpecahan," kata Yudian.

Dia mengatakan, pemahaman Pancasila jika tidak didukung oleh kelompok agama maka akan terasa berat. Alhasil, dia berinisiatif untuk mengajak civitas akademika dalam melawan gerakan anti-Pancasila.

"Pihak yang paling berkompeten dalam memberikan perlawanan adalah dari pihak kampus," ujarnya. Selain itu, pusat studi ini juga diciptakan untuk membentengi Pancasila dari serangan idelogi lain yang ingin menerapkan sistem khilafah di Indonesia.

Atas dasar hal itu lah, UIN Sunan Kalijaga ingin hadir secara nyata dalam membela Pancasila. Mereka telah merancang sebuah gerakan yang berkesinambungan. Gerakan itu diwujudkan dengan pelatihan-pelatihan, bahkan pelatihan itu nantinya akan menjadi syarat kelulusan mahasiswa.

UIN Sunan Kalijaga juga akan menjalin kerja sama dengan kementerian dan beberapa universitas lain. Mereka juga akan menggandeng sekolah dan universitas sehingga jangkauanya dapat lebih meluas. "Penguatan Pancasila ini penting agar tidak ada umat Islam yang terseret dengan gerakan anti-Pancasila," ujar Yudian.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler