Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Ketua MPR Minta Pelajaran Pancasila Dihadirkan Kembali

Selasa 20 Jun 2017 19:21 WIB

Red: Didi Purwadi

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.

Foto: mpr

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, memberikan sosialisasi empat pilar MPR RI kepada Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) di SD Islam Terpadu Rahmaniah, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Selasa (20/6). Dalam acara tersebut, Zulkifli yang akrab disapa Zulhas ini berharap pelajaran kewarganegaraan dan Pancasila dihadirkan kembali di sekolah dan kampus.

Menurut dia, sangat penting untuk memperkuat kembali nilai-nilai luhur bangsa. "Sekarang orang hapus pelajaran Pancasila, moral Pancasila. Semua terkait nilai-nilai dihilangkan, kita disuruh tarung bebas seperti di hutan belantara. Ini namanya bukan jalan mundur, tapi jalan kehancuran," kata Zulkifli.

Zulkifli Hasan mengaku prihatin dengan situasi saat ini dimana segala sesuatu dinilai dengan uang. Memilih pemimpin dengan uang, ketokohan dinilai dengan uang dan ukuran lainnya. Hal ini, menurut dia, karena pendidikan tidak diimbangi oleh pemahaman nilai-nilai.

''Dengan pendidikan agama dan Pancasila, kita kembalikan lagi integritas, kejujuran, intelektualitas dan rekam jejak sebagai tolok ukur dalam memilih pemimpin,'' kata dia.

Ia juga menolak usulan yang ingin menghapuskan pendidikan agama. Zulkifli mengatakan pendidikan agama di sekolah tidak boleh dihapuskan, melainkan harus ditambah guna membentuk karakter siswa.

''Pendidikan agama tidak boleh dihapuskan. Jangan jauhkan generasi muda kita dari nilai-nilai agama. Pendidikan agama justru sebaiknya ditambah,'' ujarnya.

Sebelumnya muncul berita yang menyebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi, akan menghapus pendidikan agama. Namun, berita itu langsung diluruskan Kemendikbud yang menyatakan pendidikan agama justru akan ditambah melalui kegiatan ekstrakulikuler.

Sumber : Antara
  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler