Tuesday, 21 Syawwal 1445 / 30 April 2024

Tuesday, 21 Syawwal 1445 / 30 April 2024

Zulkifli Hasan: Keberadaan Pancasila Makin Terpinggirkan

Kamis 29 Sep 2016 16:17 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Angga Indrawan

Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Foto: MGROL75

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, mengingatkan keberadaan Pancasila semakin terpinggirkan, dan terus mengalami penyusutan. Buktinya, radikalisme berkembang pesat, aksi terorisme tumbuh subur, dan praktek korupsi juga terus terjadi di mana-mana. 

Selain itu, Zulkifli menyebutkan sebuah penelitian yang menyimpulkan penerapan sila-sila dalam Pancasila juga semakin jauh dari kenyataan. Menurutnya, sebanyak 99,4 persen masyarakat mengatakan sila keempat musyawarah untuk mufakat, saat ini semakin susah ditemukan. 

''Hanya 1,6 persen saja anggota masyarakat yang mengatakan bahwa pelaksanaan musyawarah untuk mufakat masih sering dilaksanakan,'' kata Zulkifli, dalam Forum Koordinasi dan Sinkronisasi Kewaspadaan Nasional, di Cirebon, Jawa Barat, Kamis (29/9).

Begitu juga sila kelima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hasil penelitian menyimpulkan, sebanyak 96 persesn responden mengatakan peran negara dalam mewujudkan keadilan sosial makin lemah. Hanya empat persen saja yang mengatakan peran negara masih kuat. 

''Ini membuktikan bahwa keberadaan pancasila makin terpinggirkan. Banyak orang yang hafal terhadap sila-sila Pancasila, tetapi mereka tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,'' ucap dia.

Karena itu, lanjutnya, bangsa Indonesia harus menguatkan sosialisasi empat pilar MPR, dan jangan menyerahkan tugas tersebut hanya kepada MPR saja. Sosialisasi Empat Pilar seharusnya dilakukan seperti zaman orde baru. ''Dilakukan secara bersama-sama, dan ditopang oleh lembaga khusus yang bertugas melaksanakan sosialisasi,'' ujar Zulkifli.

Forum Koordinasi dan Sinkronisasi Kewaspadaan Nasional, itu mengangkat tema Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme Guna Meningkatkan Kewaspadaan Dini Masyarakat Dalam Rangka Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Acara tersebut dibuka oleh Menkopolhukam Wiranto, dan dihadiri berbagai kalangan masyarakat.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler