Rabu , 13 Apr 2016, 10:06 WIB

Neraca Jagung DItarget Surplus 1,3 Juta Ton, Ini Strategi Kementan

Red: Dwi Murdaningsih
Antara/Irsan Mulyadi
Petani memetik jagung hibrida Supra-1 pada panen perdana, Desa Klambir V, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (4/3).
Petani memetik jagung hibrida Supra-1 pada panen perdana, Desa Klambir V, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (4/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian pertanian berupaya meningkatkan produksi jagung sehingga bisa memenuhi kebutuhan industri pakan. Meskipun produksi jagung di Indonesia cukup melimpah, masih banyak kebutuhan industri pakan yang dipasok dari jagung impor.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaman mengatakan, Kementan sejak 2015 telah melakukan berbagai upaya sehingga tahun 2016 ini akan mampu menyediakan pasokan jagung yang dibutuhkan industri pakan. Industri pakan memerlukan 750.000 ton jagung per bulan dan kebutuhan jagung nasional 1,55 juta ton per bulan. Melalui berbagai terobosan kegiatan, maka produksi 2016 akan mencukupi kebutuhan konsumsi dan bahkan neraca jagung 2016 diprediksi surplus 1,3 juta ton.

Menurut Amran, berbagai upaya yang telah dilakukan yakni, pertama, akselerasi produksi di wilayah potensial untuk substitusi impor jagung bagi pabrik pakan di wilayah Banten, Sumatera Barat, Jawa Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung.

Industri Pakan Kalsel Seluruhnya Gunakan Jagung Lokal

Kedua, tetap meningkatkan produksi untuk memasok pabrik pakan di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan yang sudah 100 persen dari jagung lokal. Ketiga, meningkatkan produktivitas,efisiensi usahatani, mutu, kontinuitas dengan mekanisasi pertanian dan bantuan benih jagung gratis untuk 1,5 juta hektar.

Selain itu, menata sistem distribusi dan logistik dari sentra produksi ke sentra pabrik pakan. Dalam hal ini, Badan Urusan Logistik (Bulog) berperan membeli jagung langsung di tingkat petani.

“Kelima, mengendalikan impor jagung di tahun 2016 yakni maksimal 1 juta ton dan pelaksanaan impor jagung hanya dilakukan oleh Bulog,” terang Amran.

Amran menegaskan menegaskan, kebijakan dan kemudahan lainnya adalah pelaku industri pakan ternak diminta bekerja keras memproduksi jagung sendiri dan tidak mengandalkan jagung impor.  “Ini mengingat potensi lahan dan sumberdaya sangat luas, sehingga mampu memproduksi jagung sesusai kebutuhan industri pakan,” kata Amran.

Dia mengatakan , Kementan bersama instansi terkait telah menyediakan 500 ribu hektar lahan hutan dan 265 ribu hektar Perhutani. Apabila areal tersebut dikembangkan jagung dapat menghasilkan minimal 3,0 juta ton jagung pertahun lebih dari cukup untuk industri pakan ternak.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan