Rabu , 28 Oct 2015, 17:13 WIB

Tasikmalaya Ekspor Beras Organik ke Italia

Rep: fuji pratiwi/ Red: Taufik Rachman
Republika
Beras Organik
Beras Organik

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Simpatik di Kabupaten Tasikmalaya mengekspor beras organik ke Italia. Keberhasilan gapoktan tersebut menjadikan Tasikmalaya sebagai satu-satunya kabupaten yang mampu mengekspor beras hingga ke Eropa.

Dirjen Pertanian Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Hasil Sembiring mengatakan, Tasikmalaya menjadi satu-satunya kabupaten di Indonesia yang dapat mengekspor beras organik.

Meski jumlah ekspornya belum banyak karena baru 134 ton, menurutnya Indonesia sudah mulai melangkah untuk dapat mengekspor beras. Melalui ekspor ini, bendera Indonesia akan semakin berkibar di luar negeri.

"Indonesia sangat berpotensi untuk pengembangan beras organik," ujar Hasil kepada Republika saat melepas kontainer yang mengangkut beras organik di Kampung Cidahu, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (28/10).

Indonesia memiliki potensi yang besar di bidang pertanian. Sebab memiliki banyak bukit dan gunung yang dapat membuat tanah semakin subur. Sudah sewajarnya sektor pertanian harus didorong dan difasilitasi. Peluang penjualan beras organik di dalam negeri juga cukup bagus karena pasarnya besar.

Hasil mengatakan, untuk pengembangan pertanian organik, tahun depan pihaknya akan menargetkan peningkatan 4.000 hektar lahan pertanian organik. Kementerian Pertanian akan mencari daerah lain yang memiliki potensi, seperti Garut dan Bandung. Di sana nanti bisa dikembangkan lahan pertanian organik baru.

Namun, para petani beras organik banyak yang mengeluh dalam hal penjualan beras. Salah satunya, karena di pasar banyak beredar beras organik tapi tidak bersertifikat. Menurut Hasil, masalah tersebut harus diperhatikan karena dapat merugikan para petani beras organik.

Hasil menambahkan, kedepannya Badan Pengawas Obat dan Makanan seharusnya meneliti apakah beras yang beredar di pasaran merupakan beras organik atau bukan. "Harus benar-benar dicek," ujarnya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan