Ahad , 28 Aug 2016, 10:30 WIB

67th Indonesia-Cina, Menpar Arief Yahya Dialog INACHAM di Shanghai

Red: Winda Destiana Putri
Republika/ Rendra Purnama
Arief Yahya (Ilustrasi)
Arief Yahya (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atmosfer 17 Agustus peringatan HUT RI ke-71 masih terasa. Begitu juga di Shanghai, Cina. Sedikitnya 250 pengusaha dari Indonesia dan mitranya di Cina memaknai perayaan itu dengan mengundang Menteri Pariwisata Arief Yahya, untuk berdiskusi dan membangun business opportunity di sektor pariwisata.

"Masa depan destinasi pariwisata dunia dan industri kreatif ada di Indonesia. Nature-nya, tidak perlu bertegang nadi untuk berdebat, silakan lihat dan buktikan sendiri dari ujung Sabang NAD (Nangroe Aceh Darussalam) sampai Raja Ampat Papua, destinasi kami selalu masuk dalam Top 20 dunia, oleh lembaga pemeringkat manapun juga," ujar Menpar Arief di Grand Hyatt Shanghai, Jin Mao Tower, Cina.

Dikatakan lebih lanjut oleh dia, alasan wisatawan mancanegara (wisman) terbang ke Indonesia 60 persen soal budaya. 35 persen karena faktor alam, baik wisata bahari yang meliputi coastal zone, underwater zone, sea zone, maupun non bahari seperti gunung, hutan, danau, geopark, dan lainnya.

"Kami akan diskusi soal peluang untuk berinsvestasi di bidang Pariwisata di Indonesia," kata Menpar Arief.

Momentum itu sekaligus untuk memperingati 67 tahun hubungan diplomatik RI-RRT. Indonesia China Chamber of Commerce yang didirikan 13 April 2015 lalu di Beijing.

INACHAM adalah satu-satunya kamar dagang resmi Indonesia di RRT. INACHAM terdiri dari dari beberapa komisi yang mencerminkan visi dan misi organisasi, untuk menjadi wadah kegiatan ekonomi, sosial, budaya, masyarakat Indonesia, terbuka untuk pebisnis maupun professional dan bebas dari kepentingan politik.

Dari 250 orang itu, ada 80-an pengusaha lokal, yang selama ini bermitra dengan pengusaha Indonesia. Namun, tidak semua bergerak di bidang pariwisata. Ada juga tour and travel dan beberapa media di sana.