Ahad 20 Jun 2021 17:11 WIB

Survei SMRC: 52,9 Persen Tolak Jokowi Jadi Capres Lagi 

Responden yang menyatakan setuju Jokowi maju lagi menjadi capres 40,2 persen.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (Jokowi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, 52,9 persen responden menyatakan tidak setuju/sangat setuju Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon presiden (capres) untuk ketiga kalinya pada Pemilu 2024. Sedangkan, responden yang menyatakan setuju Jokowi maju lagi menjadi capres terdapat 40,2 persen dan 6,9 persen menjawab tidak tahu. 

"Ternyata yang mengatakan tidak setuju Pak Jokowi itu maju untuk ketiga kalinya, hanya 52,9 persen yang menyatakan tidak setuju," ujar Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando dalam rilis survei secara daring, Ahad (20/6). 

Baca Juga

Ade mengatakan, jumlah responden yang menyatakan tidak setuju Jokowi menjadi capres lebih rendah dibandingkan masyarakat yang menilai masa jabatan presiden hanya dua periode harus dipertahankan. Pada pertanyaan survei sebelumnya, 74 persen responden menilai ketentuan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang mengatur masa jabatan presiden maksimal hanya dua kali periode harus dipertahankan. 

Menurut dia, hal tersebut karena adanya efek Jokowi terhadap sikap publik. Walaupun sebelumnya mayoritas responden berpendapat masa jabatan presiden tidak perlu diubah dan UUD 1945 tidak perlu diamendemen.

"Padahal tadi yang mengatakan harus dipertahankan masa jabatan dua kali itu 74 persen, tapi begitu ditanya kalau Pak Jokowi diajukan kembali menjadi calon presiden untuk yang ketiga kalinya maka sebagian yang tadi bilang harus dipertahankan masa jabatan dua kali itu, 'well kalau Pak Jokowi setuju juga sih'. Kita melihatnya efek Jokowi," kata Ade. 

Dia memerinci, responden yang menolak Jokowi menjadi capres ketiga kalinya sebagian besar dari massa pemilih Partai Gerindra (78 persen), PKS (78 persen), Demokrat (71 persen), warga yang belum punya pilihan partai (60 persen), Golkar (54 persen), dan PKB (51 persen). Sedangkan, mereka yang mendukung Jokowi menjadi capres lagi datang dari massa pemilih PDIP (66 persen) dan partai nonparlemen (60 persen). 

Dari sisi pemilih capres, massa pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (86 persen) dan warga yang kurang/tidak puas dengan kinerja Jokowi (80 persen) menolak Jokowi maju menjadi capres di Pemilu 2024. Di kelompok pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin sendiri cukup banyak yang menolak Jokowi maju lagi (38 persen), yang mendukung 55 persen. 

Dari sisi demografi, pendapat Jokowi harus maju capres ketiga kalinya ditolak terutama oleh warga yang berpendidikan tinggi (75 persen) dan Muslim (59 persen). Responden yang mendukung Jokowi jadi capres kembali paling banyak datang dari warga nonmuslim (76 persen). 

Dari sisi wilayah, warga di Jawa Barat (66 persen), DKI dan Banten (64 persen), Sumatra (59 persen), serta Jawa Tengah dan DI Yogyakarta menolak Jokowi menjadi capres lagi. Mereka yang mendukung Jokowi menjadi capres di Pemilu 2024 berasal dari Jawa Timur (56 persen). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement