Selasa 17 Mar 2020 20:29 WIB

WHO Ingatkan Negara Asia Tenggara Lebih Agresif Atasi Corona

WHO menyebut pertumbuhan Corona di Asia Tenggara berkembang pesat.

Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan penyemprotan cairan disinfektan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2020). PMI melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah tempat seperti pasar, perkantoran, terminal dan tempat ibadah tersebut untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nz(ANTARA FOTO)
Foto: ANTARA FOTO
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan penyemprotan cairan disinfektan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2020). PMI melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah tempat seperti pasar, perkantoran, terminal dan tempat ibadah tersebut untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nz(ANTARA FOTO)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hari ini meminta negara-negara di wilayah Asia Tenggara untuk segera meningkatkan tindakan agresif untuk memerangi COVID-19. Pasalnya, kasus yang dikonfirmasi sudah melewati 480 dan merenggut delapan nyawa.

"Situasinya berkembang pesat. Kita perlu segera meningkatkan semua upaya untuk mencegah virus agar tidak menginfeksi lebih banyak orang," kata Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO Wilayah Asia Tenggara.

Baca Juga

Delapan dari 11 negara di wilayah Asia Tenggara telah mengonfirmasi kasus COVID-19.  Lebih banyak kelompok penularan virus sedang dikonfirmasi.

Melihat angka-angkanya, jelas Singh, beberapa negara jelas menuju transmisi komunitas COVID-19. Yang sangat penting adalah upaya berkelanjutan untuk mendeteksi, menguji, merawat, mengisolasi, dan melacak kontak. Tindakan kesehatan masyarakat yang sederhana juga sangat penting.

Di antaranya seperti mempraktikkan kebersihan tangan, menutupi batuk dan bersin Anda, dan berlatih menjaga jarak sosial harus ditekankan. "Upaya-upaya tersebut yang berpotensi mengurangi transmisi secara substansial." kata dia.

Namun, jika penularan komunitas terjadi, negara-negara akan perlu menyesuaikan respons mereka untuk memperlambat penularan, serta mengakhiri wabah.

Mekanisme darurat perlu ditingkatkan lebih lanjut. Jaringan fasilitas kesehatan dan rumah sakit untuk lonjakan perlu diaktifkan untuk menghindari kepadatan.

Pengujian semua kasus yang dicurigai dan yang dikonfirmasi masih diperlukan.

"Kita perlu diarahkan untuk menanggapi situasi yang berkembang dengan tujuan untuk menghentikan penularan COVID-19 sedini mungkin untuk meminimalkan dampak virus yang telah mencengkeram lebih dari 150 negara," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement