Senin 19 Dec 2022 14:11 WIB

Kontribusi Dividen dan Pajak Himbara Melonjak Jadi Rp 64 Triliun pada Kuartal III 2022

Pertumbuhan DPK cukup kuat menopang pertumbuhan kredit yang dikucurkan oleh Himbara.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pertumbuhan DPK ini cukup kuat menopang pertumbuhan kredit yang dikucurkan oleh Himbara di tengah ketidakpastian global saat ini.
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pertumbuhan DPK ini cukup kuat menopang pertumbuhan kredit yang dikucurkan oleh Himbara di tengah ketidakpastian global saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja bank-bank pelat merah atau Himpunan Bank Negara (Himbara) terus menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hal ini ditunjukkan dari berbagai indikator keuangan yang dibukukan pada kuartal ketiga tahun 2022 ini. Dana Pihak Ketiga (DPK) Himbara misalnya, tumbuh 5,7 persen YoY dari Rp 3.309 triliun menjadi Rp 3.499 triliun.

“Pertumbuhan DPK ini cukup kuat menopang pertumbuhan kredit yang dikucurkan oleh Himbara di tengah ketidakpastian global saat ini," kata Menteri BUMN Erick Thohir, dikutip dari siaran pers, Senin (19/12/2022).

Baca Juga

Selain DPK, Himbara juga memberikan kontribusi dividen dan pajak kepada negara tumbuh 19,3 persen YoY dari Rp 53,6 triliun pada kuartal III 2021 menjadi Rp 64 triliun pada kuartal III 2022. Sementara kontribusi devidennya sendiri mencapai Rp 24,6 triliun atau 61,8 persen dari total dividen yang dibayarkan BUMN sebesar Rp 39,7 triliun pada Tahun Anggaran 2022.

“Saya selalu mengingatkan, bahwa BUMN harus sehat agar punya program yang dapat mendorong ekonomi kerakyatan, termasuk UMKM. Patut diingat UMKM  adalah tulang punggung ekonomi Indonesia akan mampu menjadi penggerak dan pencetak lapangan kerja," tambah Erick.

Digitalisasi terus tumbuh

Himbara saat ini terus melakukan perbaikan layanan untuk menunjang kenyamanan transaksi nasabah. Sebab saat ini telah terjadi perubahan pola transaksi perbankan di masyarakat  dari transaksi konvensional ke platform digital.

Adapun jumlah transaksi pada platform digital Himbara meningkat 392 persen dari 615 juta transaksi pada 2019 menjadi 3,03 miliar transaksi pada kuartal III 2022. Berkaitan dengan hal ini, Himbara terus melakukan penguatan layanan pada platform digital untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan kemudahan bertransaksi.

Agen bank-bank Himbara pada kuartal III 2022 tumbuh sebesar 17,6 persen dari 784 ribu menjadi 923 ribu. Sistem keagenan Himbara ini mampu meningkatkan inklusi keuangan dengan layanan tanpa kantor yang menyasar masyarakat unbankable di seluruh pelosok negeri.

Dengan adanya keagenan Himbara, masyarakat mendapat kemudahan dalam mengakses layanan keuangan sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.

“Agen-agen BRI itu sampai ke daerah-daerah perbatasan, yang sulit dijangkau oleh transportasi, apalagi pesawat. Jumlah agen himbara naik dari tahun lalu, dari 784 ribu sekarang sudah sampai 923 ribu. Kalau dari transaksinya juga naik, dari 809 juta transaksi menjadi 933 juta transaksi. Kemudian dari DPK nya juga naik dari Rp 26 triliun menjadi Rp 32 triliun,” kata Asisten Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN, MK Roziqin pada acara Media Briefing Peran BUMN Untuk Indonesia di Jakarta, hari ini.

Sebelumnya, Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK Supari menjelaskan, peran yang dijalankan BRI tak lepas dari visi Perseroan untuk tidak hanya menciptakan economic value, tetapi juga social value.

“Kami menempatkan UMKM di posisi tertinggi di business model BRI. Oleh karena itu, visi BRI itu jelas, di samping create economic value, kita ingin menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia, maka kita juga menempatkan social value ke visi BRI, yaitu Champion of Financial Inclusion. Inklusi disikapi BRI sebagai ukuran kemakmuran masyarakat Indonesia,” ujar Supari.

Kehadiran Himbara juga dinilai memberikan jawaban atas persoalan yang selama ini menghambat para pelaku UMKM, baik dari aspek permodalan, peningkatan kapasitas, dan akses pasar, khususnya menghadapi berbagai tekanan krisis akibat pandemi Covid-19, kenaikan harga minyak dunia dan perang Rusia-Ukraina.

Peningkatan porsi pembiayaan kepada UMKM mampu berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja yang diharapkan membantu peningkatan ketahanan sosial ekonomi bagi masyarakat bawah.

Keuangan syariah terus dikembangkan

Sejalan dengan ambisi menjadi salah satu pusat keuangan syariah dunia, Menteri BUMN Erick Thohir pun mengambil inisiatif mendorong merger tiga Bank Syariah Himbara menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pada Februari tahun lalu yang menciptakan Bank Syariah terbesar di Tanah Air dengan synergy value yang positif.

Erick memastikan BSI hadir untuk memperkuat ekosistem syariah di Indonesia agar kita tidak hanya menjadi penikmat produk-produk industri halal tetapi juga menjadi sentra produksi untuk pengembangan produk lokal.

“Konsolidasi bank syariah Himbara dalam BSI akan memperkuat ekosistem perbankan syariah, dan juga memperluas pasar dan jangkauan keuangan syariah di pentas perekonomian nasional. Kita juga bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja nantinya,” ungkap Erick.

Kepercayaan masyarakat kepada BSI pun terus meningkat. Dengan lebih dari 1.200 kantor cabang di seluruh Indonesia. Hal ini tercermin dari lonjakan pertumbuhan customer dan volume bisnis yang mendukung pertumbuhan laba yang konsisten, yakni tumbuh di kisaran 40 persen selama dua tahun berturut-turut serta mencapai rasio profitability baik ROE dan ROA yang jauh meningkat dibandingkan bank legacy.

“Banyak hal yang sudah dilakukan BSI dalam memperkuat kolaborasi untuk akselerasi ekonomi syariah yang berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pencapaian pun tidak sedikit. Kini tugas berikutnya, bagaimana fokus mengembangkan industri halal nasional sehingga mampu memainkan peran utama dalam pentas global dan mendorong inklusi bisnis serta keuangan syariah agar kian maju dan profesional," ujar Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement