Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Soal Daftar Ustaz, Mahyudin: Kemenag Perlu Berdialog Dulu

Ahad 20 May 2018 14:34 WIB

Red: Friska Yolanda

Wakil Ketua MPR Mahyudin mengisi kuliah tujuh menit di Islami Center Balikpapan, Kalimantan Timur.

Wakil Ketua MPR Mahyudin mengisi kuliah tujuh menit di Islami Center Balikpapan, Kalimantan Timur.

Foto: Dok Humas MPR
Negara ini membutuhkan kehadiran ustaz untuk menimbulkan rasa aman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menanggapi 200 mubaligh atau penceramah versi pemerintah, Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan hal yang demikian menimbulkan sikap pro dan kontra di masyarakat. Ia menilai seharusnya ada sosialisasi terkait daftar tersebut.

"Sebelum dibuat daftar ustaz seharusnya ada sosialisasi buat mereka," ujar Mahyudin saat berada di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (19/5). 

Mahyudin mengakui negara ini membutuhkan mubaligh yang diyakini bisa menimbulkan rasa aman untuk bangsa dan negara. Untuk itu Mahyudin menegaskan kembali sebelum dibuat daftar 200 mubaligh sebaiknya Kementerian Agama (Kemenag) membicarakan hal demikian dengan mereka.

"Supaya tak menimbulkan pro dan kontra," ujarnya.

photo
Peserta kuliah tujuh menit di Islamic Center Balikpapan.

Ketika ditanya wartawan mengenai pemberantasan terorisme dengan melibatkan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab), Mahyudin mengatakan, "Saya berbeda dalam masalah ini, saya merasa pasukan gabungan belum diperlukan," katanya.

Mahyudin mengatakan pasukan gabungan diperlukan bila teroris sudah menyatakan atau melakukan perang terbuka dan Densus 88 Polisi sudah kewalahan. "Saya kira itu baru diperlukan pasukan gabungan," ungkapnya.

Dirinya melihat selama ini Densus 88 masih sanggup menangani terorisme. Buktinya,  setelah ada kejadian bom, para teroris bisa ditangkap. Dari sinilah dirinya melihat tidak ada unsur kewalahan dari institusi kepolisian.

Bagi Mahyudin yang paling penting adalah diperkuatnya unsur intelijen. "Agar kita tak kecolongan," katanya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler