Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

HNW: Arus Pendidikan Kita Bukan Sekuler, Tapi Islam Moderat

Senin 14 Aug 2017 13:12 WIB

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid

Foto: ROL/Havid Al Vizki

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid membuka seminar internasional bertema ''Peran Perguruan Tinggi dalam Penguatan Pemikiran Islam Moderat'' di Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Jakarta, Senin (14/8).

Seminar internasional ini dihadiri Sekretaris Jenderal Rabithah Alam Islamy, Mohammad Abdulkarim Alissa. Dalam kesempatan itu Hidayat Nur Wahid mengungkapkan, Indonesia tidak hanya besar dalam jumlah penduduk beragama Islam, tapi juga dalam jumlah pendidikan Islam. Arus pendidikan berarah ke Islam moderat yang toleran.

"Indonesia juga terbesar di dunia dalam jumlah pesantren, pendidikan Islam, perguruan tinggi Islam. Ini yang sering dilupakan," kata Hidayat dalam keterangan pers kepada wartawan.

Meski besar dalam segi kuantitas, lanjut Hidayat, persoalannya adalah bagaimana meningkatan mutu atau kualitas pendidikan Islam. Hidayat memberi contoh tentang penguasaan bahasa asing seperti bahasa Arab, bahasa Inggris. "Kemampuan untuk bahasa asing seperti bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Cina, perlu dikuatkan.

Hidayat juga mengungkapkan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara yang memasukkan tujuan pendidikan dalam konstitusi. Pasal 31 ayat 3 menyebutkan pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kemudian Pasal 31 ayat 5 berbunyi pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

"Dengan demikian pendidikan menyeimbangkan antara iman, takwa, ahlak mulia dengan kecerdasan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi agama," jelasnya.

Dengan kata lain, pendidikan yang berkualitas termasuk di perguruan tinggu, menghasilkan (pemikiran) Islam yang moderat. Ini menegaskan bahwa arus besar bukanlah ateisme, sekularisme, radikalisme, melainkan moderat.

"Yang ingin dikembangkan adalah Islam yang moderat. Islam yang jauh dari intoleran, radikal. Tapi Islam yang rahmatan lil alamin," ujar Hidayat.

Seminar internasional ini merupakan kerjasama antara Moeslem World League yang berpusat di Mekkah dengan Universitas Al Azhar Indonesia. Hadir dalam seminar ini Rektor UAI Ahmad H. Lubis, Ketua ICMI Jimly Ashiddiqie, Dien Syamsuddin, gubernur DKI terpilih Anies Baswedan.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler