REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyatakan, dalam perjalanan pascareformasi, tidak bisa dinafikan banyak kemajuan yang terjadi di Indonesia. Namun, dengan adanya kemajuan tersebut juga perlu diwaspadai lunturnya pemahaman dan implementasi Pancasila.

Ia mencontohkan, pemahaman dan pelaksanaan Sila Keempat, dimana masyarakat semestinya mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat. Namun, kenyataannya banyak masyarakat yang ingin menang sendiri dalam mengambil keputusan.

Selain itu, contoh yang paling hangat, lanjut dia, fenomena pra pilkada serentak 2017. Ia menjelaskan, euforia kebebasan Pilkada banyak menimbulkan potensi konflik jika isu-isu sensitif SARA dibawa ke ranah pilkada.

''Gesekan horizontal akan mudah terjadi. Kita berharap Pilkada tidak menyinggung area sensitif SARA agar kesatuan dan persatuan bangsa tetap terjaga," ujar Zulkifli, di Jakarta, Selasa (12/3).

Zulkifli menambahkan, para pejuang kemerdekaan, melalui proses pemikiran yang panjang meletakkan dasar dan nilai-nilai yang sangat sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia, bahkan diakui dunia yakni Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa lainnya.

Namun, sangat disayangkan setelah 71 tahun bangsa ini menjaga dengan baik empat konsesus dasar tersebut, memasuki era reformasi nilai-nilai luhur bangsa seperti dilupakan, hanya dihafal tetapi tidak lagi dipahami apalagi diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, lanjut dia, sudah saatnya setiap elemen bangsa kembali kepada Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa lainnya dan lebih difokuskan kepada pemahaman dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.