Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Mahyudin Ungkap Alasan MPR RI Terus Lakukan Sosialisasi Empat Pilar

Senin 30 May 2016 11:39 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih

Wakil Ketua MPR Mahyudin.

Wakil Ketua MPR Mahyudin.

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengungkapkan, salah satu tugas MPR RI adalah mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI yaitu UUD 1945, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Ia mengatakan, MPR tidak serta merta melakukan sosialisasi Empat Pilar, karena harus melewati kajian panjang dan mendalam.

"Kenapa harus dilaksanakan sosialiasi, karena sudah tidak ada lagi penataran P4. Ini berguna untuk menahan paham-paham radikal, seperti tindakan terorisme," kata Mahyudin, saat melakukan sosialisasi Empat Pilar kepada siswa SD YPPSB 1 Sangatta Utara, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (30/5).

Padahal, terorisme itu tidak benar dan tidak sesuai Pancasila. Selain itu, tantangan Indonesia juga harus meminimalisir fanatisme kedaerahan, yang kerap membawa isu-isu SARA untuk kepentingan tertentu, sehingga perlu ditanamkan konsep Bhineka Tunggal Ika.

Mahyudin menambahkan, Empat Pilar MPR juga perlu ditanamkan untuk mencegah pejabat negara korupsi, dimana korupsi merupakan musuh bangsa bersama. Tantangan selanjutnya adalah penegakan hukum yang tidak optimal, dan persaingan antar negara dalam era Globalisasi, dimana arus informasi terlalu terbuka. Padahal, di negara seperti Rusia dan Cina media sosial itu dibatasi.

"Itulah tantangan mengapa kita menyosialisasikan Empat pilar," ujarnya.

Kepada siswa SD itu juga, Mahyudin sempat memberikan motivasi. Menurutnya, hidup tidak selamanya berhasil, karena seringkali kita mengalami kegagalan. Tapi kegagalan jangan membuat kita berputus asa.

""Kita harus bangkit kembali. Dibalik kegagalan bisa jadi ada misi yang lebih baik dari Tuhan untuk kita," katanya.

Mahyudin mengungkapkan, ia mengalami dua kali kegagalan yang kemudian membuatnya bisa menjadi wakil ketua MPR seperti saat ini. Pertama, dirinya gagal diterima bekerja di kantor pajak di Kutai Timur. Kegagalan kedua, dirinya tidak terpilih jadi bupati Kutai timur, setelah kalah oleh Awang Farouk.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler