Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Zulkifli Hasan Ajak Masyarakat Bangun Karakter Bangsa

Selasa 29 Mar 2016 17:07 WIB

Red: Winda Destiana Putri

Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Foto: Dok: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengajak seluruh elemen masyarakat membangun karakter bangsa Indonesia yang Pancasilais dan meningkatkan jiwa nasionalisme.

"Saat ini, setelah 17 tahun era reformasi, jiwa nasionalisme dan karakter bangsa Indonesia meluntur," kata Zulkifli Hasan ketika menjadi pembicara utama pada seminar "Menyongsong Dua Dekade Desentralisasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI dan Kesejahteraan Sosial" di Universitas Trilogi, Jakarta, Senin (29/3).

Menurut Zulkifli Hasan, Pancasila sebagai ideologi negara hendaknya melekat sebagai karakter bangsa Indonesia, yang dikenal ramah, cinta kasih, kasih sayang, gotong-royong, rukun, dan sosial.

Karakter itu, kata dia, sesuai dengan makna dari sila-sila dalam Pancasila, tapi semakin meredup setelah era reformasi.

Zulkifli menjelaskan semangat pembentukan karakter bangsa yang dilakukan secara intensif pada era orde baru seperti pemahaman Pancasila, tapi setelah reformasi menjadi luntur.

"Nilai-nilai Pancasila yang diajarkan dalam kurikum sekolah hingga perguruan tinggi, setelah era reformasi, malah dihapus. Pancasila sebagai nilai luhur bangsa seperti terlupakan," katanya.

Menurut dia, banyak norma-norma yang memiliki nilai baik pada era orde baru, tapi dihilangkan. Ia menambahkan, MPR RI yang diamanahkan oleh UU No 17 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3), melakukan sosialisasi empat Pilar konsensus dasar kebangsaan yakni, UUD NRI 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Sasaran untuk menumbuhkan nilai-nilai dasar tersebut dan membentuk karakter bangsa," katanya.

Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini menegaskan, pemahaman terhadap nilai-nilai luhur bangsa terutama Pancasila harus digelorakan kembali.

"Karakter bangsa yang menjadi keunggulan bangsa Indonesia sangat penting dan harus dihidupkan lagi," katanya.

Lunturnya karakter bangsa ini membuat norma-norma di tengah kehidupan bangsa Indonesia, kata dia, juga bergeser.

Ia mencontohkan, dulu anak-anak hormat pada orang tua, sekarang anak sudah berani melawan orang tua.

Ia juga mencontohkan, dulu selingkuh itu perbuatan aib, sekarang bukan hanya selingkuh pria dan wanita, tapi sesama pria atau wanita dan minta diakui.

"Itulah mengapa pembentukan karakter bangsa yang sesuai Pancasila perlu ditumbuhkan kembali," ujarnya.

Sumber : Antara
  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler