Jumat 24 Aug 2012 22:00 WIB

Pengamat: Video Ancaman Pilkada DKI Strategi Ngaco

Video Koboy China Pimpin Jakarta berisi ancaman kepada etnis Tionghoa untuk tidak menggunakan hak pilihnya pada ronde kedua Pemilukada DKI Jakarta beredar luar di internet.
Video Koboy China Pimpin Jakarta berisi ancaman kepada etnis Tionghoa untuk tidak menggunakan hak pilihnya pada ronde kedua Pemilukada DKI Jakarta beredar luar di internet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat komunikasi politik, Effendi Gazali meminta partai politik menanggapi serius video ancaman kerusuhan yang menyinggung golongan masyarakat tertentu. Video berjudul 'Koboy Cina Pimpin Jakarta' itu muncul menjelang Pemilukada DKI Jakarta putaran dua yang bakal digelar pada 20 September 2012 mendatang.

"Bikin pernyataan mengutuk dong, masa pendidikan politik = (hanya) diam," kata Effendi Gazali di Jakarta, Jumat (24/8).

Effendi menjelaskan kini saatnya peran parpol melakukan pendidikan politik kepada masyarakat demi menjaga keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Ia mengatakan, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) sudah menyatakan sikapnya. Selanjutnya peran partai politik yang ditunggu masyarakat.

"Pemerintah harus bicara, yang sudah dilakukan oleh (Menkopolhukam) Djoko Suyanto, nah mana suara para parpol," sindirnya. (baca: Menko Polhukam Minta Menkominfo Hentikan Video Kerusuhan).

Menurut Effendi, jika tidak ada parpol yang bereaksi, bisa menyebabkan timbulnya anggapan negatif mengenai peran partai politik selama ini. "Atau (parpol) memang memiliki kecenderungan membiarkan saja strategi semacam itu," telisiknya.

Dengan adanya situasi seperti ini, kata Effendi, bisa saja salah satu calon gubernur DKI Jakarta mengambil keuntungan untuk memperoleh simpati. "Startegi ngaco gaya begini lepas dari siapapun yang melakukan. Artinya ini bisa saja tergolong unforced error," ujar Effendi.

Ia juga menjelaskan salah satu calon Gubernur DKI Jakarta sudah melakukan pendidikan politik dengan baik. "Selanjutnya peran parpol untuk melakukan hal itu," imbuh Effendi.

Video itu berisi penolakan dan ancaman terhadap etnis keturunan Tionghoa agar tidak menggunakan hak pilihnya pada ronde kedua Pemilukada DKI. Video ancaman berjudul 'Koboy Jakarta Pimpin Jakarta' itu sudah menyebar luas di internet dan dapat akses di situs Youtube. (baca: Video Ancaman Kerusuhan Pilkada DKI Beredar).

Seorang pria menjadi narator dari video berdurasi dua menit tersebut. Sembari memegang sebilah senjata tajam seperti sebuah parang, dengan suara serak dan sangar pria yang wajahnya sengaja disamarkan tersebut dengan nada mengancam mengatakan, "Kami pemuda penyelamat Jakarta memberi ultimatum kepada warga keturunan untuk tidak memilih di pemilukada atau...."

Setelah pria tersebut melontarkan ancamannya, muncul video kerusuhan Mei 1998 di berbagai daerah di Jakarta, dimana warga keturunan Tionghoa menjadi korbannya. Di menit di menit 01:08, pria itu kembali melontarkan ancaman yang sama, "Kami pemuda penyelamat Jakarta memberi ultimatum kepada warga keturunan untuk tidak memilih di pemilukada atau...."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement