Rabu , 12 Oct 2016, 12:06 WIB

Go Digital Kemenpar Panen Pujian dari PBB

Red: Dwi Murdaningsih
kemenpar
Menteri Pariwisata Arief Yahya (kiri) mengunjungi markas UNWTO di Madrid.
Menteri Pariwisata Arief Yahya (kiri) mengunjungi markas UNWTO di Madrid.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Menpar Arief Yahya menyampaikan tiga stratagi besar yang sedang diimplementasi. Yakni Go Digital, Homestay dan melanjutkan Sustainable Tourism Observatory (STO) menuju Sustainable Tourism Certificatios (STC) kepada badan PBB untuk pariwisata UNWTO. Tiga langkah itu dilempar di depan Sekjen UNWTO Taleb Rifai bersama 9 Board of Executive Director-nya yang sudah  kaya pengalaman dari ratusan negara yang pernah mencobanya.

PBB Kaget Soal Rencana Pembangunan 100 Ribu Homestay di Indonesia

 "Jangan pernah merasa kita paling jago dan paling pintar sendiri. Buka wawasan, benchmarking, terus diuji oleh ahlinya agar on track. Jika ingin menjadi pemain global, kelas internasional, membuat lompatan mendunia, pergunakan standar global!" kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.

Bagi Arief, visi tanpa aksi itu hanya fantasi. aksi tanpa visi itu hanya sensasi. Dia mengetahui, Lembaga PBB di bidang pariwisata UNWTO punya segudang data, hasil riset, pengalaman, contoh terobosan di banyak negara yang sudah sukses di pariwisata. Soal Go Digital, mereka tidak terlalu banyak menghabiskan energi untuk diskusi.

Xu Jing, Executive Secretary of the General Assembly and the Executive Council and Regional Director for Asia and the Pacific yang berasal dari Cina mengatakan di Cina, 68 persen traveller sudah menggunakan digital online dalam mencari destinasi untuk liburan mereka. Karena itu dari sisi marketing, Kemenpar memanfaatkan nama-nama besar seperti Trip Advisor, Google, Baidu, Ctrip, CCTV, Xinhua, dan lainnya yang menguasai market potensial.

Dari sisi selling, Arief Yahya mempresentasikan  ITX-Indonesia Travel X-change, digital market place yang mempertemukan supplay and demand ke dalam satu platform. Dari look, book, sampai pay, tersedia dalam layanan ITX yang sejak diluncurkan di Rakornas Kemenpar Go Digital Be The Best 15-16 September 2016 lalu diluncurkan sudah mendapatkan 5 ribu indutri.

"Baik Airlines, Acomodations, maupun Attractions seperti restoran, tempat hiburan, dan lainnya," katanya.

Go Digital ini juga memfasilitasi industri pariwisata yang 90 persen masih masuk kategori UMKM, unit usaha kecil dan menengah. Kemenpar atau pemerintah yang menyediakan platform-nya atau plaza online-nya, industri yang mengisi etalase-nya dengan berbagai produk dan paket wisatanya. Plaza itulah yang akan dipromosikan besar-besaran di semua target market dan originasi potensial. ITX itu nantinya akan seperti TripAdvisor, Booking.Com, CTrip, dan online service lainnya.

Arief sempat belajar dari Australia, yang memiliki platform yang sama, dengan nama TXA - Tourism X-Change Australia. Dalam sebuah business meetinh yang mirip pengusaha, janjian dan ngobrol di Qantas Chairmans Lounge, Bandara Kingsford Smith, Sydney dengan Menteri Pariwisata Australia

Minister for Tourism and International Education and Minister Assisting the Minister for Trade and Investment Australia, Senator the Honorary Richard Colbeck mengatakan TXA Australia pemain bisnisnya besar-besar. "ITX Indonesia lebih banyak pengusaha kecil menangah yang harus didukung. Di Indonesia ada 55 juta UMKM, dan uniknya 3 persen pengusaha yang besar-besar itu sudah menguasai 70 persen perekonomian negeri. Karena itu ITX hadir agar ada ada sharing economy," kata dia.