Jumat 05 Nov 2010 21:38 WIB

Di Cilacap, Hujan Abu Cukup Deras, Warga Diimbau Gunakan Masker

masker
masker

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP--Sudah dua hari ini, hujan abu vulkanik letusan Merapi mengguyur kota Cilacap. Bahkan pagi ini, intensitasnya meningkat.

Ketua Majelis Ulama Cilacap, H Hasan Makarim mengabarkan pada Republika Online, debu abu vulkanik mulai menutupi jalan dan mengganggu pernafasan. "Jarah pandang juga terganggu," ujarnya.

Warga diimbau untuk mengenakan masker. Bahkan, dalam upacara serah terima jabatan Kapolres Cilacap, seluruh hadirin seluruhnya mengenakan masker.

Hal yang sama juga terjadi di Purwokerto. "Lebih tebal dari kemarin," kata Retno Dumilah, seorang warga Purwokerto Wetan pada Republika Online. Menurutnya, hujan abu kali ini mulai mengganggu. Karena selain pedih di mata, juga mulai mengganggu jarak pandang.

Hujan abu dengan intensitas rendah terjadi di Purbalingga dan Wonosobo.

Di kota terdekat dengan Merapi, Magelang dan sekitarnya sejak Kamis (4/11) malam hingga Jumat pagi hujan abu tak juga berhenti. Akibatnya, timbunan abu vulkanik di berbagai tempat di Kota Muntilan sejak terjadi erupsi Merapi pertama Selasa (26/11) petang hingga saat ini semakin tebal.

Banyak pohon di Kota Muntilan yang patah dahannya dan beberapa tumbang terutama pohon di taman rumah warga karena terus menerus tertimpa abu vulkanik. Mobil dan sepeda motor milik warga yang diparkir di tempat terbuka di kota terbesar di Kabupaten Magelang tertimpa abu. "Hujan abu cukup deras turun sejak semalam (4/11), hingga pagi (5/11) ini masih terjadi," kata seorang warga pengungsi Merapi, Suyud, di salah satu penampungan di Muntilan.

Jalur utama Yogyakarta-Magelang di Kota Muntilan tertutup abu, sedangkan toko-toko dan pasar setempat belum buka sejak terjadi letusan susulan cukup besar pada Rabu (3/11) sore yang disertai hujan abu cukup deras.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement