Kamis 21 Feb 2019 19:16 WIB

Insitut Teknologi Telkom Dorong Riset dengan Kearifan Lokal

Riset dibutuhkan agar ilmu pengetahuan berkontribusi positif bagi kehidupan warga.

Telkom
Foto: Telkom Indonesia
Telkom

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Institut Teknologi Telkom Purwokerto mendorong terus dikembangkannya riset berbasis kearifan lokal guna memecahkan berbagai problematika yang ada di tengah masyarakat. Rektor Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Ali Rokhman di Purwokerto, Kamis (21/2), mengatakan mahasiswa memang sudah seharusnya memperbanyak riset yang bebasis kearifan lokal.

Dia mengatakan, riset seperti itu dibutuhkan agar ilmu pengetahuan berkontribusi positif bagi kehidupan warga. Bukan malah mencabut dan menghilangkan elemen kearifan lokal yang ada di tengah masyarakat.

Baca Juga

"Apalagi untuk mahasiswa IT Telkom yang banyak mempelajari teknologi, memadukan kemajuan teknologi dengan kearifan sangat penting supaya teknologi tidak mencabut dan menghilangkan kearifan lokal yang kita miliki," katanya.

Dia juga menambahkan, riset berbasis kearifan lokal sangat bermanfaat karena inti riset adalah untuk memecahkan problem yang ada di masyarakat. Dengan mengacu pada kearifan lokal, maka riset akan lebih membumi dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Karena itu penting untuk mempelajari dan mengembangkan teknologi dengan sebaik-baiknya. Saya harapkan mahasiswa bukan hanya sebagai target pasar dari perkembangan teknologi, namun harus bisa menciptakan pasar, melalui ide-ide kreatif," katanya.

Dia juga menambahkan, selama ini sudah banyak riset berbasis kearifan lokal yang dikembangkan oleh mahasiswa IT Telkom Purwokerto. "Kami berharap ke depan lebih banyak lagi penelitian yang berkontribusi besar bagi masyarakat," katanya.

Ali mencontohkan, penelitian berbasis kearifan lokal bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana yang ada di sekitar. "Contoh kita punya kearifan lokal dalam kuliner tradisional banyak sekali, bagaimana supaya makanan tradisional itu tidak hilang dan tidak kalah bersaing dengan makanan impor. Tentu saja ini butuh riset supaya generasi milenial menyukai makanan tradisional kita," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement