Kamis 28 Oct 2010 23:03 WIB

Pengungsi Merapi Berangsur Kembali ke Rumah

Rep: Nuraini/ Red: Endro Yuwanto
Pengungsi letusan Gunung Merapi
Foto: ap
Pengungsi letusan Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN--Jumlah warga Jawa Tengah (Jateng) yang mengungsi akibat bencana letusan Gunung Merapi tercatat mencapai 37.752 orang. Namun pada Kamis (28/10), pengungsi tersebut telah berangsur kembali ke rumah.

Pengungsi tersebut merupakan warga dari tiga kabupaten yakni Magelang, Klaten, dan Boyolali yang mengungsi sejak Selasa (26/10) lalu. Pengungsi dari Kabupaten Magelang berasal dari 28 desa yang berjumlah 28.809 orang. Sebanyak 3.970 orang dari 3 desa di Boyolali juga terpaksa mengungsi. Sementara pengungsi Klaten berjumlah 4.975 orang yang berasal dari 4 desa.

Menurut Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, pengungsi di tiga wilayah tersebut mulai kembali ke rumah lantaran adanya indikasi bencana Gunung Merapi menurun. Indikasi tersebut, menurutnya, terlihat dari pengecekan terakhir di pos Babadan, Magelang Kamis pagi.

“Hari Kamis ini (28/10), pengungsi dari tiga wilayah berangsur-angsur kembali ke rumah karena ada indikasi bencana pulih, tenang kembali, “ ujarnya dalam sambutan pada kunjungan Wakil Presiden RI, Boediono ke lapangan Desa Keputran, Kemalang, Klaten, Kamis.

Bibit mengungkapkan, kerugian akibat bencana letusan Gunung Merapi di Jateng relatif minim. “Bencana Merapi di Jawa Tengah tidak bawa korban masyarakat, “ ujarnya. Meski demikian, Bibit mengakui ada bayi berumur 6 bulan yang meninggal saat akan mengungsi bersama ibunya.

Bibit membantah warga yang berada di pengungsian sempat kelaparan. “Kalau dikatakan lapar tidak betul, “ ujarnya. Pasalnya, untuk memenuhi kebutuhan pengungsi pihaknya telah menyediakan 80 ton beras untuk masing-masing kabupaten yang mengungsikan warganya.

Lebih lanjut, Bibit menjelaskan pihaknya telah membuat protap sebelumnya sehingga bisa memperkecil jumlah korban. Dijelaskannya, sejak Merapi berstatus waspada pada pertengahan September lalu, pihaknya telah mengumpulkan jajarannya untuk tanggap bencana.

Selain itu, Bibit juga mengungkapkan, sempat mengumpulkan warga di Desa Balerante yang hanya berjarak 3,5 kilometer dari puncak Merapi. “Di sana ada 300 kepala, saya kumpulkan dan tanya apa mereka mau ikuti feeling atau nurut Gubernur,“ tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement