Jumat 11 Feb 2011 18:50 WIB

PWNU Aceh Beri Kuliah Agama untuk Komunitas Anak Punk

Sekelompok anak punk, ilustrasi
Sekelompok anak punk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh, Tgk Faisal Ali, menyatakan siap membekali pengetahuan agama Islam bagi komunitas anak punk (remaja berpenampilan nyentrik) selama masa pembinaan yang akan dilakukan pemerintah dan pihak kepolisian. "Jika diajak oleh pihak kepolisian dan pemerintah daerah maka kami siap memberikan pembekalan dan pengetahuan agama bagi mereka selama masa penampungan dan pembinaan," katanya di Banda Aceh, Jumat (11/2).

Rencana Kapolda Aceh Irjen (Pol) Iskandar Hasan yang akan menyiapkan tempat untuk membina komunitas anak punk di Sekolah Polisi Negara (SPN) Saree, Aceh Besar, Faisal Ali yang juga Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), menyatakan ide bagus dan harus didukung semua pihak. "Kami berharap dengan adanya pembinaan dan pengetahuan agama maka bisa mengembalikan komunitas anak punk yang selama ini mungkin kurang mendapat perhatian kembali menjadi manusia normal," kata dia.

Komunitas anak punk di Kota Banda Aceh kini diperkirakan mencapai 200 orang, dan mereka berkumpul di sejumlah lokasi dan masyarakat mengaku resah dengan kumpulan remaja berpenampilan nyentrik itu di ibukota Provinsi Aceh tersebut. Untuk itu, diharapkan rencana pimpinan Polri di Aceh untuk membina komunitas yang mulai muncul di daerah ini pascakonflik dan tsunami tersebut agar segera dilakukan dan pemerintah perlu memberi dukungan penuh terhadap program itu.

"Kami minta rencana itu agar segera diimplementasikan di lapangan, karena keberadaan komunitas remaja berpenampilan nyentrik tersebut tidak hanya meresahkan masyarakat, tapi juga menjurus ke kriminal," kata dia.

Sementara itu, petugas Satpol PP dan pengawas syariat Islam (Wilayatul Hisbah/WH) Aceh telah menangkap belasan anak komunitas punk serta perkumpulan geng motor dalam sebuah razia di beberapa lokasi di Kota Banda Aceh. Kemudian, anak-anak yang terjaring dalam razia tersebut dibina beberapa hari sebelumnya diserahkan kembali kepada orang tua dan keluarganya. Sedangkan, anak yang berambut panjang dan bewarna-warni dipangkas oleh petugas sebelum diserahkan ke keluarganya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement