Kamis 12 Aug 2010 00:44 WIB

Wuih, Setiap Kamis Masjid Gedhe Yogyakarta Sediakan Takjil Gule Kambing

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Menu takjil (hidangan berbuka puasa) berupa gulai kambing barangkali hanya ada di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta.  Setiap hari Kamis di bulan Ramadhan, jamaah akan dijamu dengan menu gulai kambing lengkap saat berbuka.

Menurut Sekretaris Umum Masjid Gedhe Kauman-Masjid Raya DIY, HM Julianto Supardi, berbuka puasa dengan nasi dan lauk gulai kambing seperti itu sudah dimulai sejak Sultan Hamengku Buwono VIII dan KH Ahmad Dahlan masih hidup. Pada bulan Ramadhan tahun ini setiap Kamis disediakan 700 porsi nasi dan gule kambing. ''Tahun lalu juga disediakan sebanyak 700 porsi. Sebetulnya kurang, tetapi bugdet kami terbatas,'' kata Julianto pada //Republika//, Rabu (11/8).

Takjil setiap kamis khusus untuk gule kambing dan nasi saja anggarannya sekitar Rp 4,2 juta. Karena Ramadhan tahun ini ada lima hari Kamis berarti untuk takjil menu gule kambing di Masjid Gedhe Kauman anggarannya sebesar Rp 21 juta. Sedangkan takjil di luar hari Kamis juga selalu nasi dengan lauk seperti brongkos, sop makaroni, bandeng duri lunak, dan sebagainya.

Anggaran untuk takjil dari donator di sekitar masjid Gedhe Kauman dan ada juga yang di luar masjid Gedhe Kauman untuk takjil gule kambing anggarannya Rp 6.000 per porsi/orang sedangkan takjil di luar hari Kamis sebesar Rp 5000 per porsi/orang. ''Jadi selama bulan Ramadhan tahun ini anggaran untuk takjil di Masjid Gedhe Kauman sebesar Rp 126 juta,'' ungkap Julianto.

Mereka yang berbuka puasa di Masjid Gedhe Kauman, sekitar 90 persennya justru bukan warga Kauman, melainkan dari luar Kauman yang tidak sempat berbuka puasa di rumah, karena rumahnya jauh . Umumnya mereka adalah para karyawan dan pedagang dari Bantul dan Kulon Progo yang pada waktu berbuka puasa belum sampai rumah.

Dulu yang memasak takjil adalah tim rumah tangga Masjid Gedhe Kauman karena dulu awalnya hanya sekitar 200 porsi, tetapi karena semakin banyak takjil yang disediakan, petugas rumah tangga dari Masjid Gedhe Kauman tidak mampu lagi. Sehingga untuk takjil diserahkan kepada sembilan catering yang dinilai mampu untuk menyediakan takjil dalam jumlah besar. Khusus yang menyediakan takjil setiap kamis diserahkan kepada dua catering, jelas dia.

Yang menjadi ciri khas lainnya di Masjid Gedhe Kauman adalah minuman teh saat berbuka puasa. ''Pernah suatu waktu untuk minumnya kami ganti dengan minuman mineral gelas, tetapi diprotes karena minuman teh manis Masjid Gedhe Kauman rasanya khas. ''Memang untuk minuman teh, tim rumah tangga masjid Gede Kauman mempunyai resep sendiri. Mereka mengoplos dari beberapa merk teh dengan porsi tertentu sehingga rasanya memang berbeda dengan teh di tempat lain,'' kata Julianto. Wah, boleh juga ya?

sumber : Neni Ridarineni
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement