Jumat 23 Mar 2018 14:37 WIB

Eko Yuli Masih Berlatih Ringan Usai Sembuh dari Sakit

Ia belum diperbolehkan latihan seperti yang dilakukan rekannya di pelatnas.

LIfter Indonesia Eko Yuli Irawan melambai usai melakukan angkatan clean and jerk pada nomor putra 62 kg 18th Asian Games Invitation Tournament di JiExpo, Jakarta, Ahad (11/2).
Foto: ANTARA FOTO/Fanny Octavianus
LIfter Indonesia Eko Yuli Irawan melambai usai melakukan angkatan clean and jerk pada nomor putra 62 kg 18th Asian Games Invitation Tournament di JiExpo, Jakarta, Ahad (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lifter putra andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan masih berlatih ringan. Usai menderita sakit tifus beberapa waktu lalu, lifter yang akan turun di kelas 62kg ini belum diperbolehkan latihan seperti yang dilakukan rekannya di pelatnas Asian Games 2018 cabang angkat besi.

"Saya masih latihan ringan belum berani seperti rekan lainnya. Saat ini hanya membentuk otot dulu. Mungkin sebulan ke depan saya baru bisa latihan yang lebih berat" ujar Eko ketika dihubungi Republika.co.id melalui telepon selulernya, Kamis (22/3).

Eko mengungkapkan meski sudah tidak minum obat, karena sudah dinyatakan dokter sembuh total, namun untuk latihan setelah sakit harus bertahap. "Kami latihan bertahap saat ini, kalau dipaksakan langsung latihan berat dikhawatirkan terlena tifus lagi," kata dia.

Peraih medali perunggu olimpiade 2016 Rio de Janeiro ini menjadi andalan Indonesia merebut emas di Asian Games 2018 kelas 62kg. Absennya Lifter asal Cina dan Kazakhstan pada ajang Asian Games 2018 karena mendapat larangan bermain, membuat peluang Eko meraih emas semakin terbuka.

Namun dalam persiapan, sempat ada surat dari Federasi Angkat Besi Asia untuk tidak mempertandingkan kelas 62kg putra. Tetapi berkat usaha keras, pemerintah, KOI maupun INASGOC akhirnya OCA selaku badan Olimpiade Asia akhirnya memutuskan untuk mempertandingkan kelas yang menjadi andalan Indonesia tersebut.

Selain berlatih untuk terus meningkatkan angkatan, lifter juga harus mampu menjaga berat badan tubuhnya. Toleransi maksimal berat badan dari kelas yang diikuti adalah maksimal dua sampai tiga kilogram lebih dan kurangnya.

"Kalau saya di kelas 62kg artinya maksimal berat badan saya saat lomba nanti adalah 65kg. Saat ini berat badan saya adalah 66kg, jadi ada kelebihan satu kilogram," kata Eko.

Untuk menurunkan satu kilogram menurut Eko bagi atlet tidak terlalu sulit. Biasanya satu bulan dapat dilakukan. Padahal masih ada waktu empat bulan tersisa, sehingga untuk berat badan disebutkannya tidak akan ada masalah.

"Tidak ada diet khusus bagi lifter untuk menurunkan berat badan. Biasanya kita hanya mengurangi makan karbohidrat saat makan malam. Untuk makan malam kami hanya perbanyak yang mengandung protein saja," ungkapnya.

Selain bulu tangkis, cabang olahraga angkat besi menjadi langganan Indonesia untuk merebut medali di ajang multi event seperti Asian Games maupun Olimpiade. Tampil di negeri sendiri bakal menambah semangat lifter Indonesia untuk mencetak prestasi di Asian Games 2018 nanti. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement