Selasa 20 Mar 2018 12:59 WIB

Tim Soft Tenis Fokus Berlatih Return Serve

Para atlet meminta perhatian jangka panjang dari pemerintah setelah pensiun.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Logo Asian Games 2018
Logo Asian Games 2018

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pelatnas Asian Games 2018 cabang soft tenis kini sedang fokus berlatih return serve. Latihan ini dipertajam khususnya dalam menghadapi pemain dari Korea yang menggunakan service jenis cutting service. Hal ini diungkapkan Prima Simpatiaji, salah seorang pemain Pelatnas soft tenis, Selasa (20/3), di Lapangan Tenis Hotel Sultan Jakarta.

"Selain latihan peningkatan fisik, permainan juga kami fokus untuk berlatih return serve. Pemain asal Korea, Jepang, dan Taiwan memiliki service jenis cutting service. Jenis service ini cukup sulit, tetapi kami sudah tahu teorinya dan lebihkan lagi dengan praktik," jelas Prima.

Prima menambahkan, ada tiga jenis cutting service, yakni membuat bola berbalik ketika menyentuh lapangan, bola berhenti, serta bola berjalan. "Ini semua ada tekniknya masing-masing untuk mengantisipasi service jenis ini."

Sementara itu petenis lainnya, Hemat Bhakti Anugerah, menyampaikan harapan kepada pemerintah dalam hal ini Menpora Imam Nahrawi yang meninjau Pelatnas langsung. "Harapan dari atlet, pemerintah perhatikan dengan sepenuhnya jangan sampai terjadi hal yang tidak mengenakan atlet. Contoh jangan sampai terlambat uang saku."

Hemat juga meminta perhatian jangka panjang untuk atlet. Jangka panjang setelah pensiun jadi atlet agar diperhatikan masa depannya. "Saya juga ucapkan terima kasih pada menpora dan jajarannya atas dukungan Pelatnas Asian Games 2018 ini."

Menpora Imam berpesan kepada atlet bahwa semua pihak kini mendukung atlet. "Kalian tidak sendirian, ketika kami sudah memulai maka kami serius. Kini pemerintah telah memberi perhatian lebih. Muara dari semua perhatian pemerintah adalah bonus Asian Games 2018. Nanti kalau atlet mencetak prestasi di Asian Games 2018, Menteri PUPR sedang siapkan bonus. Dari menpora juga persiapkan uang, begitu pula tawaran untuk menjadi PNS."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement