Kamis 10 Dec 2015 07:00 WIB

Pintu Kecil di Luar Benteng

Pintu Kecil.
Foto: Koleksi Kitlv Leiden
Pintu Kecil.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Fotografer Woodbury & Page mengabadikan kawasan Pintu Kecil, Glodok, Jakarta Kota, pada 1870-an. Pintu Kecil kini menjadi salah satu pusat perdagangan dan ekonomi di Jakarta Kota.

Ketika dibangun VOC (Kompeni) pada 1638, Pintu Kecil terletak di luar kota berbenteng. Karena itu, Belanda membangun Pintu Kecil untuk masuk ke benteng.

Kemudian, Pintu Kecil menjadi nama kawasan. Tujuh tahun sebelumnya (1631), VOC membangun pintu besar yang kini juga menjadi nama jalan: Pintu Besar Utara dan Pintu Besar Selatan.

VOC kala itu membangun benteng dengan pintu masuk yang dijaga ketat oleh satuan militer karena Batavia pada abad ke-17 menghadapi ancaman dari balatentara Banten yang sering menyerang kota. Di masa Belanda, Pintu Besar Utara bernama Binnen Niewpoort dan Pintu Besar Selatan (Buiten Niewpoort).

Orang Cina telah banyak mendatangi bandar Sunda Kalapa sejak abad kelima. Ketika armada Belanda pertama kali mendatangi Jayakarta pada November 1596, mereka menemukan perkampungan Cina yang letaknya kini di sekitar Jalan Tongkol, tidak jauh dari Pelabuhan Sunda Kalapa.

Hingga medio 1740, orang Cina bebas tinggal di manapun, termasuk di tengah-tengah permukiman Belanda. Tapi, ketika terjadi peristiwa pemberontakan Oktober 1740, mereka dilarang tinggal dalam benteng dan ditempatkan di Glodok.

Pada 1720 seorang Menteri Belanda ketika berkunjung ke Batavia menilai, warga Cina ini luar biasa produktif dan rajin. Mereka menguasai bidang perdagangan, industri, dan jasa yang menyuplai kebutuhan kota. Di samping itu, mereka juga memiliki keahlian dalam membuat barang-barang  kerajinan.

Dalam foto sekitar satu setengah abad lalu, terlihat gedung-gedung tradisional Cina dengan bagian atas genting yang runcing, seperti di tanah leluhurnya. Gedung-gedung ini terletak di tepi Kali Krukut yang kala itu masih dapat dilayari oleh perahu-perahu yang membawa barang dagangan, seperti terlihat di foto.

Di sebelah kiri, terdapat rumah-rumah yang berada di tepi sungai. Sungai Krukut di Pintu Kecil sekarang ini sudah berubah fungsi menjadi selokan.

Ada kisah tentang seorang playboy Betawi bernama Oey Tambahsia yang tinggal di daerah ini pada abad ke-19. Oey dikenal sebagai pemuda tampan, kaya raya, dan amat royal.

Mewarisi kekayaan bejibun dari ayahnya, dia tidak pernah jemu memikat wanita, tidak peduli istri orang. Dia berpakaian ala Belanda yang kala itu belum ada orang Cina berpakaian macam ini.

Ketika ia kawin, Jalan Petekoan ditutup selama sebulan mulai dari jembatan Jalan Toko Tiga. Namun, akibat kejahatannya dalam berbagai peristiwa pembunuhan, si 'hidung belang' ini dijatuhi hukuman pancung di halaman depan Gedung Stadhuis (Balai Kota). Kini, Gedung Museum Sejarah Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement