Senin 11 Mar 2019 15:30 WIB

Perjuangan Diplomasi Menuju Indonesia Merdeka

Indonesia melewati diplomasi panjang untuk mendapat pengakuan kemerdekaan dari dunia.

Konferensi Meja Bundar yang digelar di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Foto aerial Tugu Pembebasan Irian Barat dengan latar belakang lapangan Banteng di Jakarta, Jumat (6/17).

Tantangan Ekonomi Global

Selanjutnya dilakukan diplomasi kewilayahan pada 1957 hingga 1969. Perjanjian New York yang ditandatangani pada 5 Agustus 1962 dan disahkan pada 1 Mei 1963. Ada lima tahanan dari perjanjian tersebut.

Pertama; tindak lanjut atas masalah Irian (Papua) bagian Barat yang sebelumnya telah diangkat dalam KMB. Kedua; pemindahan kekuasaan atas Irian (Papua) Barat dari Belanda ke Indonesia melalui UNTEA. Ketiga; Irian (Papua) bagian Barat kembali ke Indonesia pada 1 Mei 1963.

Keempat; Indonesia wajib selenggarakan Penetuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Irian Barat sebelum akhir 1969. Kelima; pada 19 November 1969, SU PBB menerima dan menyetujui hasil-hasil Pepera.

Sedangkan pasca-1969 hingga saat ini, menurut Anshor, dibagi dalam dua tahapan. Pertama pada 1975-1999. Merupakan perjuangan untuk mempertahankan Timor Timur (Timtim) melalui upaya diplomasi. Namun, Timor Timur memilik melepaskan diri dari Indonesia melalui referendum 30 Agustus 1999.

“Kini, kita melawan aksi propaganda aktivis Papua Merdeka. Mengantisipasidan menghadapi tantangan keamanan non-tradisional, cyber threat, kejahatan lintas batas, perubahan iklim, pandemic penyakit, energy security dan food security,” kata Dirjen Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri.      

Menurutnya, saat ini Indonesia sebagai kekuatan global. Sebagai negara dengan demokrasi yang semakin kuat. Diharapkan ada penguatan dalam diplomasi ekonomi. Pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement