Sabtu 10 Feb 2018 08:03 WIB
Liputan Khusus Hari Pers Nasional

Meneladani Para Pejuang Literasi

Perjalanan pers nasional tidaklah bisa lepas dari perjuangan para tokoh Minang.

Aksi Tolak Kekerasan Pers (ilustrasi)
Foto: Antara
Aksi Tolak Kekerasan Pers (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Irfan Junaidi, Pemimpin Redaksi Republika

Perjalanan pers nasional tidaklah bisa lepas dari perjuangan para tokoh Minang. Buku Sejarah Pers Indonesia karya Abdurrachman Surjomihardjo mencatat, koran berbahasa Melayu tertua adalah Bintang Pertama. Koran ini diterbitkan di Kota Padang pada 1871.

Goresan pena para pejuang bangsa dari wilayah ini cukup kental mewarnai tradisi tulis di Indonesia.Tokoh besar literasi, seperti Djamaludin Adinegoro, Buya Hamka, Rosihan Anwar, dan banyak nama besar lainnya tumbuh besar bersama budaya Minang. Sosok seperti Mohammad Hatta, KH Agus Salim, Mohammad Natsir, dan lainnya juga merupakan penulis hebat yang karyanya banyak memengaruhi bangsa.

Perayaan Hari Pers Nasional 2018 di Sumatra Barat kali ini menjadi momen penting untuk mengenang kembali semangat para tokoh Minang yang telah berjasa menghadirkan kehidupan media massa di Indoensia. Perjuangan mereka menjadi nyala api bagi para insan pers untuk terus bersemangat menja lankan misinya memajukan peradaban.

Selama ini, peran pers terbukti sangat besar memberikan sumbangan bagi perjalanan peradaban manusia. Selain memberikan panduan informasi, pers juga menjadi sarana pendidikan masyarakat. Pada era penuh disrupsi ini, mengingat kembali peran-peran terpuji yang telah dijalankan lembaga pers menjadi sangat penting.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement