Jumat 12 Apr 2024 11:48 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Raih Ketenangan dan Kemuliaan dengan Saling Memaafkan di Hari Raya

Alquran secara gamblang menghimbau kita untuk memaafkan orang lain.

Sejumlah warga bersalaman usai melaksanakan shalat Idul Fitri di Desa Darmaraja, Ciamis, Jawa Barat, Rabu (10/4/2024). Tradisi bersalaman massal lebaran antardusun tersebut dilaksanakan pada perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah untuk saling memaafkan dan menjaga tali silaturahim serta memperkokoh kerukunan antarumat beragama.
Foto: Antara foto/Adeng Bustomi
Sejumlah warga bersalaman usai melaksanakan shalat Idul Fitri di Desa Darmaraja, Ciamis, Jawa Barat, Rabu (10/4/2024). Tradisi bersalaman massal lebaran antardusun tersebut dilaksanakan pada perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah untuk saling memaafkan dan menjaga tali silaturahim serta memperkokoh kerukunan antarumat beragama.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Darussunnah Jakarta

Khutbah I

Baca Juga

 اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Pada siang hari yang mulia ini, khatib mengajak jamaah sekalian dan tentunya diri khatib pribadi untuk senantiasa menjaga sekaligus meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ta’ala. Takwa sebagaimana didefinisikan oleh para ulama, yaitu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semoga ketakwaan dapat menjadi wasilah kita mendekatkan diri kepada Allah.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Dua hari lalu kita semua telah menjalankan hari raya Idul Fitri, hari yang sungguh istimewa bagi kita semua. Rasa bahagia dan senang kian meningkat tatkala kita bertemu sanak saudara kita, para tetangga yang lama tak bertemu serta kawan-kawan dan kerabat.

Idul fitri menjadi momen bagi kita untuk saling memaafkan, meskipun meminta atau memberi maaf tidak hanya dilakukan saat Idul Fitri berlangsung, namun momen ini cukup penting bagi masing-masing dari kita untuk meminta maaf kepada siapapun, baik keluarga, tetangga, teman dan sahabat atas khilaf yang pernah dilakukan, baik secara sadar maupun tidak.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Meminta maaf dan memaafkan merupakan sikap yang menunjukkan permohonan atau pemberian pengampunan dan pembebasan atas kesalahan diri kita dan orang lain. Tindakan memaafkan melibatkan kesediaan kita untuk melepaskan dendam dan kebencian terhadap orang yang melakukan kesalahan, serta memberikan kesempatan dan ruang untuk menjalin kembali hubungan yang telah rusak.

Memberikan maaf dapat membantu seseorang untuk melepaskan beban emosional negatif seperti kemarahan, kesedihan, atau kebencian, sehingga ia dapat merasa lebih damai, bahagia, dan stabil secara emosional. Memaafkan juga dapat menghapuskan luka dalam hati sehingga tidak berlarut-larut dalam rasa dendam.

Selanjutnya...

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement