Jumat 15 Mar 2024 23:40 WIB

Rajin Pakai Pelembap, Jangan Sering-Sering Eksfoliasi Kulit Selama Bulan Puasa

Pelembap berfungsi menjaga kulit agar tidak mengalami hidrasi.

Perempuan melihat produk perawatan wajah (Ilustrasi). Selama bulan puasa, sebaiknya rajin memakai pelembap.
Foto: Prayogi/Republika
Perempuan melihat produk perawatan wajah (Ilustrasi). Selama bulan puasa, sebaiknya rajin memakai pelembap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam perlu rajin menggunakan pelembap (moisturizer) ketika menjalankan ibadah puasa. Ini penting untuk menjaga kelembapan lapisan kulit tubuh.

"Yang wajib dipakai ketika waktu puasa tentu saja moisturizer, itu harus lebih sering, apalagi tiap habis sholat. Habis wudhu terus itu akan terhapus, harus pakai moisturizer lagi, itu wajib apalagi itu gampang dilakukan," kata dokter estetik sekaligus edukator kecantikan Abelina D. Fitria dalam temu media di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Abelina menuturkan pelembap berfungsi menjaga kulit agar tidak mengalami hidrasi. Ketika berpuasa, utamanya, orang kemungkinan tidak dapat memenuhi jumlah konsumsi air sebanyak dua liter per hari.

Selain itu, Abelina menganjurkan untuk tidak melakukan eksfoliasi terlalu sering saat berpuasa karena dampaknya yang akan membuat kulit jauh lebih kering. Sebaiknya, esfoliasi hanya dilakukan sekali atau dua kali dalam sepekan atau menggantinya dengan gentle pad.

Kelembapan kulit juga bisa dijaga dengan menggunakan tabir surya, menggunakan topi, payung, atau menghindari sinar matahari karena mengandung sinar UV. Tabir surya pun disarankan tetap dipakai ketika beraktivitas di dalam ruangan.

"Kalau tidak mau pakai sunscreen yang penting hindari matahari. Terus kalau misalnya di dalam ruang juga tetap harus pakai sunscreen soalnya UV itu tidak kelihatan itu. UV itu gelombang dan bisa masuk lewat jendela," katanya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement