Kamis 15 Feb 2024 13:21 WIB

Jokowi tak Bantah Isu Keinginan Bertemu dengan Megawati

Jokowi menilai silaturahmi dengan tokoh bangsa adalah hal baik.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo
Foto: Setpres RI
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal kabar bahwa Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X dimintanya untuk menjembatani pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Saat ditanya hal itu, Jokowi tak membantahnya. Namun ia menyampaikan bahwa silaturahmi dengan semua tokoh bangsa sangat baik dilakukan.

Baca Juga

"Yang namanya silaturahmi dengan semua tokoh-tokoh bangsa itu sangat baik. Untuk negara ini sangat baik. Ya," kata Jokowi di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2024).

Sebelumnya dikabarkan bahwa Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X diminta Jokowi untuk menjembatani pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sultan sendiri tidak membantah kabar tersebut.

"Betul, tapi saya kan nunggu presiden. Saya akan menjembatani. Terserah presiden itu (waktunya). Saya nunggu. Kalau memerlukan saya bersedia," ujar Sultan di Kompleks Kepatihan, Senin (12/2/2024).

Kendati demikian, ia mengatakan dirinya bersifat pasif terkait pertemuan ini. Sehingga jika Jokowi sewaktu-waktu memintanya untuk mempertemukan dengan Megawati, maka dirinya siap untuk memfasilitasi.

"Ya berarti bukan ambil inisiatif. Yang ambil inisiatif Bapak Presiden. Kalau mau ketemu Mbak Mega saya fasilitasi. Kalau bisa ketemu sendiri ya syukur, kalau saya sifatnya pasif," jelasnya.

Namun menurutnya belum ada arahan dari Jokowi terkait pertemuan itu.

"Kalau presiden gak ngomong 'tolong diantar', kalo gak (meminta) ya enggak to. Saya kan pasif bukan ngoyak-ngoyak (mengejar)," kata dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement