Tuesday, 6 Zulqaidah 1445 / 14 May 2024

Tuesday, 6 Zulqaidah 1445 / 14 May 2024

Masuk Triwulan Ketiga, APBN 2023 Stabil Catat Hasil Positif

Rabu 16 Aug 2023 17:23 WIB

Red: Gita Amanda

Bea Cukai, turut berkontribusi terhadap kinerja APBN melalui penerimaan bea masuk.

Bea Cukai, turut berkontribusi terhadap kinerja APBN melalui penerimaan bea masuk.

Foto: Bea Cukai
APBN 2023 bertujuan mempercepat pemulihan ekonomi dan melaksanakan agenda prioriritas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam situasi ekonomi global yang melambat dan dinamika geopolitik yang masih terus bergejolak, APBN 2023 bertekad untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan melaksanakan agenda prioritas nasional. Kinerja APBN hingga Juli 2023 juga mencatatkan hasil solid dengan pendapatan dan belanja negara yang tetap tumbuh positif.

Pemerintah terus berupaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, antara lain melalui belanja bantuan sosial, UMKM, kesehatan, subsidi, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur. “Pun Bea Cukai, kami turut berkontribusi terhadap kinerja APBN melalui penerimaan bea masuk, bea keluar, cukai, dan kinerja dalam penindakan rokok ilegal,” ujar Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar, dalam siaran persnya.

Baca Juga

Ia menambahkan, meskipun pertumbuhan ekonomi mayoritas negara relatif melambat, kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tercatat positif di angka 5,1 persen pada semester I tahun 2023. Kinerja APBN masih solid dengan pendapatan dan belanja negara yang tetap tumbuh masing-masing di angka Rp 1.614,8 triliun dan Rp 1.461,2 triliun, atau tumbuh 4,1 persen dan 1,2 persen (yoy).

Bea Cukai turut mendukung kinerja APBN dari sektor kepabeanan dan cukai dengan kontribusi sebesar Rp 149,83 triliun. Capaian ini terdiri dari Rp 28,40 triliun penerimaan bea masuk yang tercatat tumbuh 3,82 persen (yoy), dan penerimaan bea keluar dan cukai masing-masing di angka Rp 5,86 triliun dan Rp 111,23 triliun.

“Bea keluar dan cukai mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya (yoy). Bea keluar dipengaruhi oleh penurunan harga CPO dan volume ekspor mineral, sedangkan cukai dipengaruhi penurunan hasil produksi rokok golongan I,” jelas Encep.

Namun dalam upaya mendorong peningkatan penerimaan cukai serta menjaga industri hasil tembakau yang legal dan berkeadilan, Bea Cukai juga mengoptimalkan tugasnya dalam pengawasan terhadap peredaran rokok ilegal. Upaya gempur rokok ilegal terus digalakkan di berbagai wilayah Indonesia dan menghasilkan rata-rata penindakan 471,29/minggu pada periode Mei-Juni 2023.

“Capaian ini meningkat dari rata-rata penindakan pada bulan Januari-April, yaitu 348,16/minggu. Dalam periode tersebut, rata-rata jumlah barang hasil penindakan (BHP) pun meningkat dari 14,75 juta batang/minggu menjadi 15,89 juta batang/minggu,” rinci Encep.

Bea Cukai berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi terbaik bagi APBN 2023 agar dapat dimanfaatkan seutuhnya untuk peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. “Kami mengapresiasi masyarakat yang telah berperan aktif dalam mendukung kinerja Bea Cukai serta memantau pengelolaan APBN. Mari bersama jaga kinerja APBN 2023 agar tetap tumbuh, " ujarnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
 
Terpopuler