Senin 10 Jul 2023 08:37 WIB

KKP Bangun Modelling Klaster Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Pangsa pasar ikan nila salin sangat terbuka lebar baik domestik maupun ekspor.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai membangun modelling klaster budi daya ikan Nila Salin di Karawang.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai membangun modelling klaster budi daya ikan Nila Salin di Karawang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai membangun modelling klaster budi daya ikan Nila Salin di Karawang. Pembangunan modelling tersebut merupakan salah satu upaya meningkatkan produksi ikan nila nasional dan menjadikan sebagai salah satu komoditi strategis yang bisa menjadi andalan Indonesia ke depannya. 

“Pangsa pasar ikan nila salin sangat terbuka lebar baik domestik maupun ekspor. Berdasarkan trademap 2021, Indonesia berada di posisi ke lima sebagai negara pengekspor produk ikan nila di pasar global. Artinya Indonesia sebagai salah satu produsen ikan nila terbaik dunia dengan daya saing yang tinggi,”ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (9/7/2023).

Hawru mengatakan modelling klaster budi daya ikan nila salin tersebut diharapkan nantinya bisa menjadi percontohan budidaya ikan nila salin bagi pelaku usaha yang budidaya memanfatkan perairan umum seperti danau. “Melalui modelling klaster budidaya ikan nila salin tersebut, maka kerusakan lingkungan di perairan umum dapat diantisipasi. Model budidaya ikan nila yang diterapkan berbasis land base bukan lake base,” ucap Haeru.

Haeru berharap modelling tersebut juga memicu kegiatan ekonomi dan tentunya secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan yang menjadi tantangan bersama yaitu bisa terus meyakinkan masyarakat agar mereka tetap tertarik membudidayakan ikan nila salin sesuai dengan kaidah kaidah Best Aquaculture Practices (BAP) atau Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).

Hawru menyampaikan ukuran panen ikan nila salin agar tembus pasar ekspor dan bisa dijual dalam bentuk fillet. “Ikan nila saat ini semakin diminati masyarakat, sehingga permintaan pasar meningkat tinggi. Selain untuk konsumsi lokal, permintaan terhadap komoditas ikan nila untuk ekspor terutama dari Amerika Serikat juga tinggi khususnya dalam bentuk fillet. Oleh karenanya ukuran panen diatur rata rata 700 gram per ekor,” lanjut Tebe.

Kepala BLUPPB Karawang, M Tahang menjelaskan nantinya pemenuhan kebutuhan benih ikan nila salin akan dibantu oleh BBPBAT  Sukabumi. Saat ini terus berupaya menggenjot produksi benih ikan nila jenis unggul yang telah melewati penyesuaian secara bertahap selama masa pertumbuhannya sehingga dapat hidup di air payau. 

"Selain itu benih ikan nila tersebut memiliki keunggulan pertumbuhan yang lebih cepat sehingga dapat dipanen lebih cepat dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit," ucap Tahang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement