Rabu 28 Jun 2023 12:24 WIB

Gagal Organ Akibat Ngevape, Mantan Atlet Remaja Ingatkan Sebaya untuk Jauhi Rokok Elektrik

Remaja di Inggris sampai butuh paru-paru buatan untuk tetap hidup.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Bahaya vape. Kasus remaja di Inggris dianggap hanya puncak gunung es dari bahaya vape pada anak-remaja.
Foto: Republika
Bahaya vape. Kasus remaja di Inggris dianggap hanya puncak gunung es dari bahaya vape pada anak-remaja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang remaja yang menggunakan vape sebagai alternatif untuk merokok biasa berakhir dengan mesin pendukung kehidupan setelah mengalami kegagalan organ. Remaja bernama Ewan Fisher itu beralih menggunakan vape dalam upaya meningkatkan keterampilan tinju dan kebugarannya secara keseluruhan.

Alih-alih lebih sehat, Fisher malah mendapati kondisi paru-parunya seperti orang berusia 80 tahun. Remaja laki-laki itu mengatakan dia mengisap rokok elektrik rasa buah hingga 14 kali sehari.

Baca Juga

Kebiasaan itu menyebabkan kondisi pneumonitis hipersensitif. Kondisi ini terjadi ketika paru-paru mengembangkan respons kekebalan terhadap sesuatu yang Anda hirup, yang mengakibatkan peradangan pada jaringan.

Fisher mulai sakit sehari sebelum ujian General Certificate of Secondary Education (GCSE) pada usia 16 tahun. Fisher menghabiskan delapan pekan dalam perawatan intensif lalu berakhir dengan membutuhkan paru-paru buatan untuk membuatnya tetap hidup.

"Saya berakhir dengan dua mesin pendukung kehidupan yang berbeda dalam keadaan koma dengan peluang hidup hanya 20 persen," kata Fisher berbicara di Good Morning Britain, dilansir The Sun, Rabu (28/6/2023).

Bahkan, Fisher mengatakan petugas medis kerap memanggil keluarganya untuk bersiap dengan hal buruk. Mereka berpikir, dia tidak akan berhasil melewati kondisi tertentu.

"(Vape) itu menghancurkan seluruh hidup saya," ujar Fisher.

Setelah lima tahun berlalu, pemuda dari Nottingham itu masih harus berjuang dengan urusan medis. Dia menceritakan bahwa dokter mengatakan dirinya bisa pulih sepenuhnya, tetapi akan mengalami banyak efek samping.

"Saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa berjalan lagi, jadi saya melewatkan sebagian besar masa remaja saya," kata Fisher.

Kini, mantan atlet itu ingin memperingatkan anak muda lainnya tentang potensi bahaya rokok elektrik. "Tolong, tolong jangan lakukan (menghisap rokok elektrik) itu. Itu memengaruhi semua orang di sekitarmu dan saya hampir mati," ujar Fisher.

Profesor yang berspesialisasi dalam kedokteran anak dan duduk di sebelah Fisher di GMB, Jonathan Grigg, menjelaskan bahwa petugas medis tahu bahwa vape tidak aman.

"Kasus Fisher adalah puncak gunung es. Kita menciptakan sekelompok anak-anak yang akan kecanduan vape dan memiliki efek jangka panjang pada masalah paru-paru mereka yang sedang berkembang," kata Grigg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement