Selasa 13 Jun 2023 18:39 WIB

Tafsir Surat An Nas

Surat An Nas menyinggung tentang harapan perlindungan manusia kepada Allah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Tafsir Surat An Nas. Foto: Alquran dan terjemahannya dalam berbagai bahasa di Masjidil Haram, Arab Saudi. Ilustrasi Alquran.
Foto: SPA
Tafsir Surat An Nas. Foto: Alquran dan terjemahannya dalam berbagai bahasa di Masjidil Haram, Arab Saudi. Ilustrasi Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berikut Tafsir dari Surat An Nas yang diambil dari Tafsir Surah Pendek (Al Fatihah dan Juz 'Amma) dari Kitab Tafsir As-Sa'diy Taisir Karim Ar-Rahman fii Tafsir Kalamil Mannan Karya Abdurrahman bin Nashir As-Sa'diy rahimahullah:

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ

Baca Juga

"Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb-nya manusia.”

Tafsir: Katakan lah wahai Muhammad: aku berlindung dengan Rabb manusia yang maha Kuasa untuk menolak semua keburuan dan was-was.

مَلِكِ النَّاسِۙ

"Allah adalah Rajanya manusia.”

Tafsir: Raja manusia yang mengatur semua urusan dan tidak butuh kepada makhluk

اِلٰهِ النَّاسِۙ

"(Allah adalah) sesembahan manusia.”

Tafsir: Tuhan Manusia yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya.

مِنۡ شَرِّ الۡوَسۡوَاسِ الۡخَـنَّاسِ

"Dari keburukan was-was syaitan yang tersembunyi.”

Tafsir: Dari gangguan setan yang membisikkan was-was ketika manusia lalai dan setan akan sembunyi ketika disebutkan nama Allah (berdzikir)

الَّذِىۡ يُوَسۡوِسُ فِىۡ صُدُوۡرِ النَّاسِۙ

"yang membisikkan was-was dan kesesatan ke dalam dada manusia.”

Tafsir: Yang menyebarkan keburukan dan keraguan dalam dada manusia.

مِنَ الۡجِنَّةِ وَالنَّاسِ

"dari (golongan) jin dan manusia.”

Tafsir: Dari para setan dari jenis jin dan manusia

photo
Infografis Mudah Khatam ALquran - (Dok Republika)

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement